Skip to main content

Situs Kabuyutan Peninggalan Zaman Megalitik Di Daerah Gunung Subang, Kuningan - Jawa Barat

Situs Kabuyutan Peninggalan Zaman Megalitik Di Kawasan Gunung Subang, Kuningan - Jawa Barat

Peninggalan Megalitik merupakan salah satu dari sisa peninggalan kebudayaan masa kemudian yang termasuk dalam periode prasejarah, yang diperkirakan muncul dan berkembang semenjak mulai meluasnya kepandaian bercocok tanam.

dalam dunia arkeologi peninggalan ini sangat penting, alasannya dari peninggalan megalitik tersebut  sanggup ditarik banyak sekali penafsiran perihal banyak sekali info yang berkaitan dengan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.


 Situs Kabuyutan Peninggalan Zaman Megalitik Di Kawasan Gunung Subang Situs Kabuyutan Peninggalan Zaman Megalitik Di Kawasan Gunung Subang, Kuningan - Jawa Barat


Tujuan Dibangunnya Bangunan Batu Di Zaman Megalitik

terkait dengan hal tersebut diantaranya ialah pendapat yang menyatakan bahwa tradisi pendirian bangunan-bangunan megalitik selalu menurut atas kepercayaan adanya imbas berpengaruh dari yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman.

jasa dari kerabat yang telah mati diabadikan dengan mendirikan bangunan kerikil besar. bangunan ini kemudian menjadi lambang dari orang yang mati tersebut.

tujuan utama pendirian bangunan megalitik tidak lepas dari latar belakang pemujaan nenek moyang dan pengharapan bagi yang masih hidup serta kesempurnaan bagi yang sudah meninggal.

tenaga-tenaga mistik yang dipancarkan oleh alam, begitu juga roh nenek moyang yang telah mati diperlukan muncul melalui bangunan-bangunan kerikil yang mereka dirikan. melalui batu-batu inilah roh nenek moyang diperlukan sanggup menawarkan kekuatan serta kesejahteraan hidup bagi anak dan cucunya, bagi kesuburan tanaman, peternakan yang baik, dan keselamatan dalam mencari nilai-nilai hidup yang baru.

pengertian akan budaya megalitik yang sebelumnya selalu mengacu pada bangunan kerikil besar ternyata tidak demikian. sepertinya yang menjadi patokan bukan hanya berupa fisik, akan tetapi juga mengacu pada ide, konsep, atau gagasan yang mendasari pembuatan atau pendirian bangunan megalitik itu sendiri..

situs megalitik yang selalu diartikan sebagai kerikil besar di beberapa tempat akan membawa konsep dan pengertian yang keliru, alasannya hasil dari pengamatan di beberapa situs megalitik juga ditemukan bengunan yang terbuat dari kerikil berukuran kecil.

maka dari situ sanggup beropini bahwa kerikil kecilpun harus dimasukkan dalam kelompok budaya megalitik, dengan catatan kerikil tersebut dimanfaatkan untuk tujuan sakral, khususnya sebagai media pemujaan arwah nenek moyang.

penempatan situs-situs megalitik di dalam bentangan alam, berdasarakan konsepsinya selalu mengacu pada tempat-tempat yang tinggi, akan tetapi dalam kenyataannya terlihat bahwa peninggalan tersebut ditemukan tersebar hampir di semua bentuk bentang lahan daratan yang akrab kaitannya dengan aktivitas bercocok tanam (baik dalam bentuk pertanian lembap (sawah) atau pertanin kering (ladang atau huma).

dalam hal ini, tinggalan kebudayaan megalitik itu tidak hanya ditemukan di dataran tinggi, tetapi juga ditemukan di dataran rendah. berkaitan dengan hal ini, salah satu tempat yang cukup menarik untuk dijadikan sebagai materi kajian perihal hal tersebut ialah tempat Gunung Subang, Kecamatan Legokherang, Kabupaten Kuningan dengan ketinggian antara 600 hingga 1210 meter diatas permukaan laut.

Situs Kabuyutan Sebagai Situs Peninggalan Budaya Megalitik Di Kawasan Gunug Subang

Gunung Subang dengan ketinggian puncak 1210 meter diatas permukaan laut, merupakan puncak tertingi dari tempat perbukitan yang termasuk dalam wilayah manajemen Kecamatan Legokherang.

dari ketinggian 600 meter diatas permukaan bahari sisi sebelah utara Gunung tersebut berbentuk agak landai hingga perkampungan penduduk Legokherang. sedangkan diatas dari ketinggian tersebut agak vertikal, beberapa dari sisi dinding utara Gunung tersebut sanggup dikatakan terjal, alasannya untuk menjangkaunya harus dilakukan dengan cara memanjat.

menurut hasil dari pengamatan lapangan yang dilakukan di bab kaki Gunung Subang sebelah utara hingga ke bab puncak, berhasil diamati beberapa situs yang mempunyai tinggalan bercorak tradisi budaya megalitik. situs-situs tersebut diantaranya ialah Situs Kabuyutan.

Situs Kabuyutan Sebagai Situs Megalitik

Situs Kabuyutan, terletak lebih kurang 200 meter di sebelah selatan jalan Desa Legokherang, Kecamatan Legokherang, Kabupaten Kuningan - Jawa Barat. secara geografis, situs tersebut merupakan bab dari kelerengan bab utara kaki Gunung Subang.

Situs Kebuyutan berada di tempat hutan yang masih dipertahankan oleh masyarakat sebagai tempat lindung, alasannya selain di tempat tersebut, terdapat pula situs di lokasi tersebut juga yang disebut Telaga yang berair tetap yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai Situ Kabuyutan.

Situs Kabuyutan, secara keseluruhan menurut jejak-jejak tinggalan konstruksi susunan kerikil yang ada, sanggup diperkirakan sebagai sebuah bangunan berundak. kini susunan kerikil pembentuk struktur bangunan berundak sudah banyak yang hilang, dan dibeberapa bab hanya tersisa bab undakan berupa terap tanah.

sisa undakan yang masih sanggup diamati secara agak utuh ialah teras yang paling atas, yang dibangun dari susunan bongkahan-bongkahan kerikil andesit, dengan skema empat persegi, berukuran 3,25 m x 2,70 m.

di teras ini terdapat dua buah kerikil yang berbentuk agak lonjong yang didirikan tegak, oleh masyarakat setempat disebut dengan istilah cocomotan. kedua kerikil tersebut terbuat dari materi andesit, masing-masing mempunyai ukuran tinggo 23 cm, dan dengan garis tengah 11 cm dan 12 cm.

disisi barat dari teras ini terdapat kerikil lumpang yang berukuran cukup besar. kerikil lumpang terbuat dari bongkahan batuan breksi yang ukurannya cukup besar, dan mempunyai panjang 1,27 m, dengan lebar 1 meter. lobang lumpang dibuatkan di bab tengah permukaan kerikil sebelah atas, dengan diameter lobang 33 cm dan kedalaman lobang 15 cm.

disisi sebelah barat halaman teras itu, masih terdapat beberapa kerikil datar, yaitu yang ditempatkan di sisi sebelah barat, utara dan timur halaman. dari info masyarakat setempat juga sanggup diketahui bahwa, dimasa kemudian selain tinggalan-tinggalan diatas, di situs Kabuyutan juga terdapat sebuah kerikil putih yang disebut masyarakat tersebut dengan batu papangkuan.

kerikil papangkuan tersebut dimasa kemudian oleh masyarakat dijadikan sebagai awal pengukuran dari satu harapan yang ingin mereka raih pada suatu saat. jika mereka tiba ke Situs Kabuyutan, biasanya mereka sudah merencanakan sesuatu yang ingin ia capai, dan hal itulah yang kemudian mereka coba uji dengan cara mengangkat kerikil putih tersebut.

jika kerikil tersebut sanggup mereka angkat maka apa yang mereka cita-citakan tersebut dikatakan akan tercapai, begitupun sebaliknya.

di sisi utara kerikil lumpang kedaan kontur tanah agak meninggi, seolah menunjukkan teras yang lebih tinggi, alasannya pada bab tersebut terdapat tebing setinggi 1,5 m. pada bab ini, ketika kini bentuk-bentuk tinggalan yang masih sanggup diamati antara lain, menhir bongkahan kerikil endesit dengan permukaan bab atas kerikil agak cekung dengan ukuran panjang 36 cm, dan lebar 33 cm.

cekungan ini diperkirakan merupakan yang masih merupakan sisa dari aktivitas yang pernah dilakukan dipermukaan kerikil tersebut. dilokasi ini juga terdapat kerikil lumpang yang terdapat pada situs ini, tampak jauh berbeda dengan batu-batu lumpang yang pernah ditemukan di situs-situs megalitik lainnya di wilayah Jawa Barat.

kerikil lumpang tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga semua kulit kerikil sudah terbuang habis. kerikil lumpang ini mempunyai diameter 53 cm, tebal bab sisi lumpang antara 6 hingga 7 cm.

cerukan lobang bab dalam kerikil lumpang dari bab atas ke bawah agak menyempit, diameter bab verbal kerikil lumpang 46 cm, sedangkan diameter bab bawah kerikil lumpang ialah 24 cm, dalam bab lubang tersebut dari bibir atas hingga bab dasar ialah 45 cm.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar