Skip to main content

Tradisi Unik Suku Lao Di Thailand Untuk Mendatangkan Hujan

Tradisi Unik Suku Lao Di Thailand Untuk Mendatangkan Hujan

Tujuan Wisata di Thailand sekarang bertambah yaitu dengan Sajian tradisi unik dari Suku Lao yang memiliki cara unik dalam mendatangkan hujan, alasannya yaitu tradisi mendatangkan hujan bagi suku lao yaitu tradisi turun temurun dari nenek moyyang mereka.

 Tradisi Unik Suku Lao Di Thailand Untuk Mendatangkan Hujan Tradisi Unik Suku Lao Di Thailand Untuk Mendatangkan Hujan

selama berabad-abad para petani suku lao ini menghidupkannya untuk memanggil hujan, yang disebut dengan Bun Bang Fai Rocket Festival. bazar ini biasanya diadakan setiap bulankeenam kalender lunar dan menjadi satu-satunya waktu bagi petani untuk membujuk Dewa Hujan, Phya Thaen untuk menurunkan hujan. bila hujan turun berarti para petani punya persediaan air cukup untuk bercocok tanam kembali. konon, bazar ini ada hubungannya dengan Raja Katak sebagai reinkarnasi dari sang Buddha.

ketika ini festivak roket di thailand merupakan ajang pertemuan tahunan terbesar di thailand. masyarakat berdoa dan menari-nari, menyembah Dewa Phya Thaen. Layang-layang diterbangkan, masakan murah-meriah dihidangkan dan lagu tradisional dinyanyikan dengan riang. semua bergembira memperingati momen kemenangan Buddha yang berhasil mengalahkan Phya Thaen.

dongeng ini bermula semenjak Sang Buddha belum dilahirkan kembali dan masih menjalani beberapa reinkarnasi di muka bumi. salah satunya ada yang menjadi Phya Khankhaak, si raja Katak. Buddha dalam wujud Raja Katak ini digambarkan memerintah dengan bijaksana sehingga semua binatang hidup senang dan menyembahnya dengan hormat.

keadaan ini menciptakan Dewa Hujan Phya Thaen cemburu dan merasa tehina, ia menahan hujan selama delapan tahun delapan bulan. penduduk bumi jadi sangat menderita. para petani tidak dapat bercocok tanam dan sejumlah besar binatang ternak maupun tanaman mati kekeringan.

tidak tahan dengan kekeringan yang lebih lama, semua mahluk hidup di bumi bersekutu untuk mengalahkan Phya Thaen. Raja Naga mengawali pertempuran dengan membawa pasukannya, tetapi ia pulang dengan badan penuh luka-luka, banyak pasukannya yang tewas. Raja Lebah mencoba menyerang Phya Thaen dan Raja Lebah pun kalah.

Atas desakan rakyat, Raja Katak ahirnya maju melawan Phya Thaen, seni administrasi pertama, mengirimkan rayap untuk menggerogoti alat perang Phya Thaen, kemudian menyusul Raja Kaljengking untuk menyusup di kayu bakar dan pakaian-pakaian prajurit Phya Thaen.

ketika matahari terbit, Dewa Hujan Phya Thaen yang gres bangkit merasa kedinginan, tiba-tiba ia diserang dari tiga penjuru sekaligus. ia digigit kalajengking, dan ketika ia akan memakai alat perangnya, ia melihat alat perangnya sudah habis di makan rayap. hingga ahirnya tidak butuh waktu lama, Raja Katak dan pasukannya dapat mengalahkan Dewa Hujan.

alasannya yaitu Dewa Hujan sudah kalah, Dewa Phya Thaen pun terpaksa menyanggupi seruan Sang Buddha untuk setia menurunkan hujan setiap tahun. kemenangan Buddha inilah yang dirayakan penduduk Suku Lao di Thailand setiap tahunnya.

Semarak Peluncuran Roket Raksasa Pada Ritual Mendatangkan Hujan Suku Lao

sesuai namanya, puncak bazar roket tentu berupa peluncuran roket raksasa, jangan bayangkan roket menyerupai buatan NASA. roket sederhana ini hanya terbuat dari bambu yang di isi debu mesiu. ada empat roket yang diluncurkan, masing-masing sesuai ukurannya.

keempat roket ini di arak meriah dengan tarian dan nyanyian menuju lapangan luas, Bangfaihoi yaitu roket yang paling kecil, dan diluncurkan terlebih dahlu. bila roket Bangfaihoi terbang tinggi artinya hujan niscaya akan tiba dengan segera, sesudah itu barulah Bangfaihoi yang berisi 12 kilo debu mesiu.

Roket besar selanjutnya yaitu Bangfaimune, yang beratnya antara 12 hingga 119 kilo debu mesiu, dan yang paling besar yaitu Roket Bangfaisene, yang berisi lebih dari 120 kilo debu mesiu. sungguh sangat meriah ketika melihat roket-roket tersebut dijajarkan dalam warna-warni meriah.

sempurna pukul 12 siang, satu per satu roket diluncurkan, di iringi tarian dan nyanyian tradisional, kira-kira begini lirik dari nyanyian tradisional suku lao  itu  :
"Oh Hao Oh Hao.... beri kami minum atau kami tidak akan pergi
jangan lari, nanti kami lempari dengan kotoran.
jika kami mati, kami akan menghantuimu.
dan kami akan reinkarnasi jadi bayi 
dan akan merenger-rengek meminta susu".

diyakini, begitu roket lepas landas ke langit, Dewa Hujan teringat akan janjinya untuk menurunkan hujan. begitu hujan turun, bunyi katak bersahut-sahutan menandakan animo tanam sudah siap. rakyat pun bergembira dan menerbangkan layang-layang sangat tinggi.

begitu Dewa Hujan mendengar sorak-sorai penduduk bumi, itu menandakan ia menghentikan hujan dan menunggu hingga tiba roket di tahun berikutnya.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar