Tanaman Hias Air Miliki Nilai Irit Tinggi
Tanaman Hias Air miliki nilai hemat tinggi
Tanaman hias air
Tanaman air atau bisa disebut juga Aquatic plant atau Flora aquatic merupakan potongan dari perikanan air tawar yang mempunyai nilai hemat tinggi. Namun sebagian besar masyarakat belum mengetahui manfaat serta kegunaan flora tersebut.
Melihat besarnya potensi yang ada, Kementeerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Suber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan ( BRSDM ) memulai riset flora air yang diawali dengan pendataan spesies flora air endemik di Indonesia yang berpotensi sebgai estetika atau hiasan akuarium dan sebagai obat.
Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menjelaskan, hal ini merupakan potensi yang sanggup dijadikan komoditas gres dalam dunia bisnis. " Ini yaitu bisnis baru, komoditas gres yang harus disampaikan ke publik sebagai peluang bisnis. Makara skala ekonomi ini bergotong-royong ada dibawah permukaan, maka dari itu kita gali informasinya dan kemudian kita dorong produksinya supaya bisa diekspor, " ujar Sjarief dalam gelaran konferensi pers di Jakarta pada Kamis ( 8/11)
Dalam kesempatan yang sama Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi Pertanian, Kementerian Pertanian, Mastur menggungkapkan pihaknya akan terus mendorong apa yang dilakukan BRSDM KKP, terutama dalam inovasik pembiakan flora air hias" Budidaya flora air hias ini memang menggiurkan bagi siapapun yang mau memulai bisnis. Bisa untuk nelayan maupun pembudidaya juga. Untuk itu kami siap mendukung jikalau ada yang harus diperlukan, ibarat hasil penelitian atau data lainnya." ungkapnya.
Mengenai kegiatan studi dan inventarisasi flora air endemik di seluruh perairan Indonesia, Sjarief menilai penting dilakukan, sebelum diklaim oleh pihak asing. Pasalnya ajakan flora air banyak diminati dalam negeri hingga manca negara. Oleh alasannya yaitu itu, BRSDM KKP melalui Balai Riset Budidaya Ikan Hias ( BRBIH ) melaksanakan banyak sekali penemuan riset guna mendorong perekonomian petani dan pembudidaya flora air. Salah satunya ialah memakai teknik kultur jaringan atau penemuan In- Vitro pada flora hias air untuk estetika ( aquascape ) dan obat herbal alami untuk penyakit ikan.
"Kami telah mengindentifikasi 218 spesies dari 400 sasaran spesies, 218 ini akan kita biakkan. Tentu saja kalau membiakkan dengan cara biasa akan memakan waktu. Nah ini dengan proses kultur jaringan supaya mempercepat prosesnya," Tambah Sjarief. Disamping itu, BRBIH juga telah mengindentifikasi flora air endemik dari perairan Pulau Kalimantan, yakni jenis Bucephalandra dan mempunyai nilai ekonomi di dalam negeri sebesar Rp 50.000,- 500.000 / rhizome ( rimpang ) dan nilai expor sebesar USD 300$ / Rhizome.
Baca Juga : Panduan budidaya ikan gabus / kutuk untuk PEMULA
"Saat ini penjualan Bucephalandra memang ada, tapi yang diambil pribadi dari alam. Bukan yang dikembangbiakan. Menurut kami akan lebih baik jikalau dibudidaya, selain mendorong produksi yang lebih banyak juga alasannya yaitu nilai ekonomi sangat tinggi, alasannya yaitu sifatnya endemik hanya ada di Pulau Kalimantan. Jangan hingga flora ini di klaim oleh Negara lain. " Ujar Sjarief.
Sejak tahun 2016 hingga 2018, BRBIH telah berhubungan dengan Balai Besar Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian ( BB Bio Kementan ) dalam perbanyakan budidaya flora air dengan memanfaatkan sifat totipotensi sel dan bioteknologi untuk membuat Inovasi In-Vitro Tanaman Hias Air sebagai Estetika. Dengan memanfaatkan sifat totipotensi sel, flora air sanggup hidup di luar habitatnya dan sanggup dipanen sebanyak yang diinginkan. Tanaman air juga sanggup tumbuh secara seragam serta bebas patogen sehingga baik untuk ikan.
Budidaya In- Vitro merupakan suatu metode untuk mengisolasi potongan dari flora yang steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptic, sehingga potongan - potongan tersebut sanggup memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi flora yang lengkap.
Inovasi riset yang kedua yaitu "Obat Herbal Alami Baru untuk Penyakit ikan dari Tanaman Air." Peneliti BRBIH, Media Fitri Isma Nugraha memberikan hal pertama yang akan dilakukan yakni menginterventarisasi seluruh flora air di Pulau Sulawesi dan mencari senyawa aktif ( active coumpod ) dari flora air tersebut yang sanggup berfungsi sebagai obat herbal alami gres pada penyakit ikan. Dimana flora tersebut sanggup mematikan pantogen penyebab penyakit ikan, diantaranya yakni Edwardsiella ichtaluri, Streptococcus agalactiae, Aeromonas Hydrophilla, Flavobacterium colomnare, Chromobacterium violeceum dan sanggup menghambat quoroum sensing dari kuman pathogen. " Dari riset ini, kami juga telah menginventarisasi sebanyak 200 spesies flora air dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan telah mendaftarkan satu paten, " papar Media
Rencananya, proses budidaya flora air hias ini akan disosialisasikan kepada para petani dalam waktu dekat, dengan harapan, para petani sanggup mendapat hasil panen flora air hias ini dalam jumlah banyak tanpa merusak ekosistem flora hias di alam. " Kalau mau lihat, dikala ini gel tersebut sudah berada di Depok, tepatnya di BRBIH kami disana. Secepatnya akan kami sosialisasikan, sejauh ini hanya nelayan saja yang sudah kami bina untuk lakukan budidaya ini," Jelas Media.
Inovasi ini merupakan hasil riset dari riset kemitraan antara Instalasi Pengendalian Penyakit Patogen Ikan - BRBIH dengan BB Biogen Kementan, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep Sulawesi Selatan, Universitas Sam Ratulangi Manado dan Universitas Tadulako Sulawesi Tengah. Kedua penemuan tersebut turut serta mendapat derma dari Kemenristek Dikti melalui Program Insinan Kemitraan tahun 2017 - 2018, dalam hal pendanaan.
Di final kesempatan, Sjarief mengajak para peneliti kelautan dan perikanan untuk terus membantu nelayan serta Stakeholder KKP meninggkatkan taraf hidup, melalui penemuan yang memberi solusi - solusi terbaik dalam bidang budidaya, penemuan yang bisa menjaga keanekaragaman hayati kelautan perikanan, dan penemuan yang mendorong dan mendukung kemandirian dan kedaulatan negara.
"Tempatkan Iptek pada potongan integral seluruh kegiatan pelayanan masyarakat dan wujud dedikasi kepada bangsa dan negara, baik melalui penyusunan kebijakan dan regulasi, maupun implementasi kelautan dan perikanan. Dengan demikian Iptek sanggup menjadi potongan dari kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.
Berdasarkan datan Badan Pusat Statistik 2008, nilai komulatif ekspor flora air tahun 2002 - 2004 mencapai angka US$ 1.054.229 dan 2006 berada di angka US$ 676.606. Kerena selain untuk keindahan estetika, flora air juga sanggup berfungsi sebagai menjaga keseimbangan ekosistem perairan kita ( Dikutip dari KKP )
Lalu, Apakah teman Arka Farm tertarik dan ingin mencoba untuk membudidaya flora air hias tersebut ??
Atau Apakah teman Arka Farm juga sangat tertarik membudidaya ikan gabus / kutuk sebagai peluang bisnis anda ??
Monggo jikalau ada hal yang ingin ditanyakan bisa comment dibawah postingan ini.
"Semoga kita slalu diberikan kesehatan dan dalam proteksi Tuhan Yang Maha Esa."