Skip to main content

Dampak Negatif Alang Alang

Dampak negatif alang alangSalahsatu kasus di bidang pertanian yg dialami para petani ialah adanya tumbuhan pengganggu (gulma). Keberadaan tumbuhan pengganggu ini pada kenyatannya bisa mensugesti pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yg dibudidayakan. Alang-alang ialah salahsatu tipe tumbuhan pengganggu yg tak sedikit ditemukan di beberapa lahan pertanian di Indonesia. Makhluk nasib yg satu ini memperlihatkan efek negatif kepada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan lain disekitarnya alasannya yaitu dirinya bisa menghambat laju pertumbuhan tumbuhan lain alias bahkan sesama tipe tumbuhan itu sendiri.


Salahsatu kasus di bidang pertanian yg dialami para petani ialah adanya tumbuhan pengganggu dampak negatif alang alang


Pada lahan yg kritis dengan vegetasi alang-alang (Imperata cylindrica) yg banyak, para pakar sudah menunjukan bahwa Allelopathy bisa menghambat pertumbuhan, perkecambahan, dan kematian. Tanaman disekitarnya akan tumbuh lebih kerdil bahkan sampai mati dan layu yg akan terjadi zat yg dikeluarkannya yg disebut Allelopathy. Dalam fungsinya, zat ini mengganggu acara hormon giberelin pada tumbuhan, jadi pertumbuhan tumbuhan terhambat dan tumbuhan menjadi kerdil bahkan bisa sampai mati apabila konsentrasi zat ini terlalu berlebihan.

Gulma pada sebuah lahan pertanian Berawal dari faktor ini, muncullah ilham pengembangan Allelopathy untuk teknik pemberantasan gulma dengan cara alami jadi akan lebih mudah, kondusif dan relatif ekonomis. Penelitian menunjukan bahwa tutorial kerja dari Allelopathy ini tak jauh tak sama dengan herbisida kimiawi (non alami) semacam biasa. Zat ini bisa menjadi pilihan opsi para petani dalam memberantas gulma jadi kedepannya para petani tak menjadi sebuah ketergantungan kepada penggunaan bahan-bahan kimiawi yg pastinya memiliki yg akan terjadi kurang baik bagi kesehatan.

Sejarah Allelopathy

Allelopathy diambil dari bahasa Yunani alel dan pathy (artinya saling merugikan alias penderitaan) dan pertama kali digunakan pada tahun 1937 oleh profesor Hans Austria Molisch dalam buku Der Einfluss auf einer Pflanze Andere Mati-Allelopathie yg diterbitkan dalam bahasa Jerman. Dia menggunakan istilah itu untuk menggambarkan interaksi biokimia yg menghambat pertumbuhan tumbuhan di sekitarnya.

Pada tahun 1971, Whittaker dan Feeny menerbitkan sebuah studi dalam jurnal Science yg mendefinisikan sebagai semua interaksi allelochemicals antara organisme. Allelopathy belum diterima dengan cara universal antara ekologi. Sampai ke tahap awal kurun ini, tak sedikit pakar ekologi menganggap bahwa imbas dari kompetisi tak bisa dibedakan dari apa yg disebut allelopathy. 

Baca juga : jenis jenis tumbuhan alang-alang

Kompetisi ialah efek negatif yg terjadi saat dua alias lebih organisme mencoba untuk pribadi menggunakan sumber daya yg sama. Allelopathy, di segi lain berbeda. Secara tak pribadi zat ini mensugesti organisme lain seusai masuk ke lingkungan.

Allelopathy (International Allelopathy Society in 1996) ialah semua proses yg melibatkan metabolit sekunder yg dihasilkan tumbuhan, mikro-organisme, virus dan jamur dan mensugesti pertumbuhan dan perkembangan sebuah sistem pertanian dan sistem biologis (kecuali hewan).

Kandungan Allelopathy

Allelopathy mengandung senyawa-senyawa aromatik semacam fenol dan laktan, alkaloid tertentu, asam organik dan asam lemak dan ion-ion besi penghambat pertumbuhan (Tetelay 2003). Senyawa-senyawa ini pada umumnya memiliki karaktersitik tersendiri dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Allelopathy ialah zat yg bersifat antagonis dengan hormon petumbuhan tumbuhan semacam Giberelin, Auksin dan Sitokinin. Namun, yg akan terjadi yg terkesan lebih cenderung ke pertumbuhan tinggi tumbuhan yg relatif membikin kerdil tumbuhan tersebut, dengan catatan konsentrasinya mulai dari yg rendah sampai sedang. Dalam faktor ini, acara hormon Giberelinlah yg lebih dihambat oleh zat tersebut. Giberelin besar lengan berkuasa pada pertumbuhan dan perkembangan embrionik sel yg mendorong untuk pembelahan dan perpanjangan sel. Imbasnya, tumbuhan yg terkena Allelopathy akan terganggu pertumbuhannya dan tumbuhan tersebut bisa menjadi kerdil bahkan bisa sampai layu dan mati.

Daya Hambat Allelopathy

Kemampuan Allelopathy menghambat pertumbuhan tumbuhan bergantung pada jumlah konsentrasinya. Dalam konsentrasi yg rendah sampai sedang, faktor fisis yg terkesan ialah tumbuhan bisa menjadi kerdil. Namun apabila terdiri dari jumlah konsentrasi yg besar, tumbuhan yg diberi efek Allelopathy akan menjadi layu bahkan sampai mati. Hal ini juga bergantung pada tipe tumbuhan yg dipengaruhi.

Jika tumbuhan yg diberi efek allelopathy memiliki daya tahan kuat, terus tak sedikit pula konsentrasi Allelopathy yg wajib diberikan. Jika tanamannya tak memiliki daya tahan yg tidak mengecewakan kuat, bisa dengan sedikit konsentrasi saja tumbuhan tersebut bisa layu alias berujung pada kematian.

Cara Mendapatkan Allelopathy

Allelopathy bisa diperoleh dari tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica), akasia (Acacia mangium), dan pinus (Pinus Merkussi) dengan tutorial membikin ekstraknya. Ekstrak ini bisa didapat dari semua tahap alang-alang mulai dari akar, batang dan tahap lainnya. Namun berdasarkan penelitian, Allelopathy paling tak sedikit ditemukan dibagian akarnya (Tjahjono dkk 1981). Ekstrak tersebut akan tak sedikit jumlahnya apabila akar yg digunakan tak sedikit pula.

Baca juga : Manfaat akar alang alang bagi pria

Jika ditelaah dari sudut fasilitas dan kualitas ekonomisnya, alang-alang ialah opsi yg cocok dalam pemanfaatan Allelopathy-nya alasannya yaitu tidak hanya gampang didapat, juga terdapat di alam dengan kelimpahan yg besar dan bisa menolong meringankan petani memberantas membersihkan tumbuhan pengganggu tersebut.

Manfaat di Bidang Pertanian

Allelopathy alang-alang (Imperata cylindrica) pada umumnya memiliki yg akan terjadi positif dan negatif bagi kelangsungan nasib organisme dan ekosistem. Pemanfaatan senyawa ini di bidang pertanian antara lain untuk pengendalian gulma (herbisida) yg bisa memberantas tanaman-tanaman pengganggu. Dari ekstrak yg dibuat, kita bisa pribadi menggunakannya pada sebuah lahan jadi tutorial semacam ini relatif gampang dilakukan dan memakan anggaran yg tak terlalu mahal.

Penyebaran ekstrak Allelopathy diset sedemikian rupa biar tak memperlihatkan dampak/pengaruh negatifnya pada tumbuhan budidaya. Sehingga tujuan mutlak memberantas gulma menjadi lebih optimal. Sistem penataan lahan menjadi salahsatu faktor pendukung keberhasilan Allelopathy dalam mempermudah pemberantasan gulma. Dengan penggunaan ekstrak ini, petani bisa menekan anggaran perawatan tumbuhan alasannya yaitu jaul lebih hemat daripada penggunaan herbisida kimiawi. Inovasi sederhana yg hendak diterapkan ini intinya bisa tak sedikit menolong petani bahkan orang-orang yag mengonsumsi hasil tanamannya alasannya yaitu tak memiliki yg akan terjadi kurang baik kepada kesehatan manusia.
Sumber https://tanamanlotim.blogspot.com/
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar