21 Permainan Tradisional Anak Indonesia Dan Cara Bermainnya
21 Permainan Tradisional Anak Indonesia dan Cara Bermainnya - Masa kanak-kanak merupakan masa paling menyenangkan dalam hidup. Pada masa-masa ini mereka akan banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dan mencar ilmu wacana lingkungan dan apa yang ada di sekitarnya.
Meskipun di tuntut untuk banyak belajar, namun tak sepenuhnya ilmu yang harus di pelajari di dapatkan dari pendidikan formal. Melalui bersosialisasi dengan teman sebaya dan memainkan permainan bersama itupun sudah menjadi satu pelajaran penting untuk anak-anak.
Namun sayangnya dikala ini kebanyakan bawah umur justru menentukan untuk berdiam diri di rumah dan hanya bermain game di gadget mereka. Hal ini menciptakan permainan tradisional di lupakan dan tidak di mainkan lagi.
Padahal, bersama-sama macam-macam permainan bawah umur Indonesia yang sudah jarang di temui ini justru membawa imbas yang lebih baik bagi perkembangan anak, baik untuk perkembangan kreatifitas anak maupun perkembangan jiwa sosialnya.
Ragam permainan bawah umur Indonesia yang sudah jarang di temui sendiri jumlahnya begitu banyak.
Berikut ini beberapa pola macam-macam permainan tradisional bawah umur Indonesia yang sudah jarang di temui :
Petak umpet merupakan salah permianan tradisional bawah umur yang mengharuskan bawah umur bergerak aktif, sehingga akan sangat membantu untuk kesehatan anak.
Permainan dulunya banyak di mainkan lantaran cara bermainnya yang menyenangkan dan seru. Untuk bermain petak umpet beberapa anak harus berkumpul dan melaksanakan negosiasi untuk menentukan siapa yang akan berjaga dan yang lainnya bersembunyi menunggu di temukan anak yang berjaga tadi.
Biasanya anak yang berjaga akan menghitung hingga hitungan yang telah di tentukan (misalnya satu hingga seratus), sedangkan yang lainnya mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah hitungannya selesai, anak yang berjaga akan mencari satu persatu anak yang bersembunyi. Dan anak yang pertama kali di temukan maka akan bergantian berjaga pada permainan selanjutnya.
Mungkin permainan bawah umur Indonesia ini bersama-sama tidak hanya dimainkan oleh anak kecil saja, melainkan orang remaja juga banyak yang memainkan permainan ini.
Hanya saja orang remaja bermain hanya ketika mengikuti sebuah ajang keindahan layang-layang, bukan untuk permainan sehari-hari.
Bermain layang-layang sendiri tak kalah menyenangkannya dengan bermain petak umpet. Untuk bisa bermain layang-layang, biasanya anak akan menciptakan sendiri layang-layang dari selembar kertas khusus dan rangka layangan yang terbuat dari bambu yang sudah di bentuk ketupat.
Setelah layangan jadi kemudian rangka layang-layang dikaitkan dengan benang, dimana benang ini berfungsi untuk menerbangkan layang-layang.Agar layang-layang tidak lepas dikala di terbangkan, maka pada ujung benang di beri tempat untuk menarik ulur benang.
Agar layangan bisa terbang tinggi diharuskan ada angin yang cukup kencang, dan akan lebih asik lagi kalau di mainkan bersama-sama di lapangan luas.
Untuk anak wanita Indonesia jaman dahulu mungkin tidak ada yang tidak kenal dengan permainan yang satu ini. Ya, permainan yang identik di mainkan oleh anak wanita ini merupakan permainan yang mengandalkan kemampuan berfikir dan bukan keaktifan fisik.
Alat yang di gunakan untuk bermain congkak sendiri sangat khas, yaitu sebuah papan berbentuk oval memanjang dimana terdapat lubang-lubang di dalamnya. Kemudian terdapat kelereng atau semacam kerikil untuk memainkan permainan ini.
Dalam memainkan permainan ini anak sangat di latih untuk bersabar dan menghargai anak lain. Karena untuk bermain satu anak dengan anak lain haruslah saling bergantian.
Banyak yang bilang kalau permainan bawah umur yang satu ini merupakan permainan yang bisa menciptakan anak menjadi tumbuh tinggi dengan cepat. Pasalnya anak akan banyak melompat dikala bermain lompat tali.
Permainan lompat tali ini intinya hampir sama dengan olah raga lompat tinggi. Namun yang berbeda yaitu media atau alat yang di gunakan, yaitu sederet karet gelang yang sudah di rangkai memanjang. Kemudian pada kedua ujungnya di pegang oleh 2 anak yang berjaga.
Anak lain yang tidak berjaga kemudian saling bergantian melompati lati tersebut dengan syarat dihentikan menyentuh tali. Apa bila anak gagal melompati atau menyentuh tali, maka akan bergantian berjaga (bergantian dengan salah satu penjaga yang telah berjaga lebih dulu).
Berbeda dengan permainan congkak yang identik dengan anak perempuan, permainan gasing ini justru lebih identik dengan anak laki-laki.
Jika dikala ini permainan gasing di mainkan dengan memakai gasing yang di beli di toko-toko permainan anak, namun dahulu bawah umur lebih banyak menciptakan gasing sendiri. Mereka banyak berkreasi memakai kayu dan benang jahit sepatu.
Cara memainkannya cukup mudah, yaitu beberapa anak secara bersamaan melemparkan gasing mereka ke lantai yang sama. Kemudian gasing-gasing tersebut akan di uji dengan cara gasing mana yang akan berputar lebih lama. Setelah di ketahui gasing mana yang lebih usang berputar berarti itulah pemenangnya.
Di beberapa kawasan permainan bawah umur Indonesia ini di sebut dengan beberapa nama, mirip ingkling, pandah, dengklek dan lain-lain.
Untuk memainkan permainan ini juga harus terdiri dari beberapa anak. Lalu untuk cara bermain engklek yaitu dengan menciptakan petak-petak di tanah yang terdiri dari 2 petak memanjang, kemudian di sambungkan dengan 3 petak yang saling berjejer dan satu petak sendiri serta di ujungnya 2 petak yang berjejer.
Anak-anak tersebut harus melompati petakan tersebut dengan posisi satu kaki di angkat sembari membawa lempengan kerikil atau genteng (setiap anak harus berbeda) sebagai tanda kepemilikan petak.
Setelah melewati petak pertama hingga akhir, kemudian di petak yang terakhir mereka harus melemparkan lempengan kerikil tersebut ke salah satu petak. Dan petak yang dikenai lempengan kerikil akan di klaim menjadi petak mereka sehingga dihentikan di lalui atau di injak anak lain.
Salah satu permainan tradisional bawah umur Indonesia yang bisa di bilang sulit di mainkan yaitu egrang. Bukan lantaran seni administrasi permainannya, namun lantaran cara bermain nya yang mengharuskan anak berlatih keras.
Untuk bermain egrang, anak harus mempunyai sepasang batangan kayu atau bambu yang tingginya lebih dari tinggi anak tersebut. Kemudian sekitar 50 cm (dari bawah kayu) diberi pijakan kaki yang dikaitkan dengan batangan kayu atau bambu tersebut.
Pijakan kaki tersebut berkhasiat untuk menempatkan kaki anak. Dan dengan memijakkan kaki pada pijakan tersebut anak harus berlatih berjalan.Untuk bisa handal memakai egrang ini memang memerlukan keseimbangan badan yang luar biasa.
Agar bermain egrang lebih menyenangkan, bawah umur biasanya mengadakan lomba balap egrang.
Ular naga yaitu salah satu permaianan yang sangat asik di mainkan dikala sore hari yang cerah. Tak beda dengan permainan tradisional lainnya, permainan ular naga juga membutuhkan beberapa anak. Bahkan jumlah anak yang ikut bermain bisa di bilang harus lebih banyak dari permainan lain.
Pasalnya, semakin banyak jumlah anak maka akan semakin panjang naga dan akan menciptakan permainan semakin asik. Cara bermain permainan ini cukup mudah, beberapa anak berkumpul dan membentuk barisan memanjang, kemudian 2 di antara mereka bangkit sebagai gerbang dengan menggandengkan tangan di atas.
Sambil menyanyikan lagu, bawah umur yang berbaris memanjang (seperti ular naga) berputar mengelilingi gerbang. Pada dikala lagu selesai di nyanyikan salah satu anak akan terperangkap dalam gerbang.
Kemudian anak itu akan menentukan mengikuti (berdiri di belakang) anak yang bangkit sebagai gerbang kanan atau kiri (di sebut sebagai indukan). Sampai anak ular naga habis, permainan ini terus di lanjutnya demikian.
Anak-anak pria niscaya sangat bahagia dengan permainan yang satu ini. Ya, kelereng yaitu permainan yang sangat sering di mainkan oleh bawah umur desa, dimana mereka akan beradu mendapat kelereng dengan jumlah terbanyak.
Bermain kelereng sendiri terdiri dari beberapa hukum main, ada permainan yang mengharuskan bawah umur mengumpulkan kelereng (misalnya masing-masing 5 kelereng). Kemudian kelereng-kelereng tersebut di kumpulkan dalam satu area kotakan di lantai (biasanya kotakan di buat dengan kapur atau garis di tanah).
Kemudian satu persatu anak akan mengarahkan kelereng mereka (satu kelereng sebagai lakon) pada kotakan berisi kumpulan kelereng tersebut. Jumlah kelereng yang berhasil di keluarkan dari kotakan tersebut berarti akan menjadi miliki anak yang mengeluarkannya.
Jika semua kelereng dalam kotakan sudah habis, maka permainan akan di lanjutkan dengan saling berburu lakon. Salah satu lakon yang berhasil mengenai lakon lain maka sama saja dengan membunuh lakon tersebut dan kelereng yang di peroleh lakon yang di bunuh di serahkan pada lakon yang membunuh.
Bagi bawah umur yang sedang dengan permainan yang membuatnya aktif bergerak, niscaya permainan ini sangat di senangi. Selain baik untuk kesehatan anak lantaran bisa sekaligus sebagai olahraga, permainan benteng ini juga bisa melatih jiwa kolaborasi pada anak.
Cara bermain permainan benteng ini yaitu dengan membagi beberapa anak menjadi 2 kelompok, biasanya setiap kelompok terdiri dari 4-8 anak. Setiap kelompok ini akan mempunyai markas masing-masing yang biasanya berbentuk benteng atau tiang.
Setelah itu perwakilan kelompok berunding dan siapa yang menang maka akan mengejar kelompok lawan dan berusaha merebut markas mereka. Anggota kelompok lawan yang tertangkap (tersentuh) maka akan di jadikan tawanan dan di posisikan di akrab markas musuh. Jika teman dari tawanan sanggup menyentuh kembali tawanan maka tawanan berarti bebas.
Biasanya dalam permainan ini akan ada satu pemain khusus penjaga markas yang menghalangi musuh untuk menyentuh markas mereka.
Sama mirip permainan tradisional orisinil Indonesia sebelumnya, permainan gobak sodor ini juga membutuhkan 2 kelompok anak untuk bermain. Namun cara bermain gobak sodor sedikit lebih rumit.
Yaitu pertama-tama bagi bawah umur menjadi 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3-5 anak.Kemudian bentuk kotak-kotak pada lapangan luas dengan jumlah 6 kotak (2 menyamping dan 3 berderet).
Masing-masing kelompok tersebut di bagi menjadi kelompok penyerang dan penjaga.Tugas dari kelompok penjaga yaitu menjaga garis vertikal (masing-masing garis 1 anak). Dan kiprah kelompok penyerang yaitu menyerang atau melewati garis vertikal yang di jaga kelompok lawan tersebut.
Kelompok penyerang harus berhasil melewati garis dan menuju area belakang garis (base akhir), sehabis itu kembali lagi menuju garis depan (base awal).
Masyarakat Betawi niscaya tidak absurd dengan senjata mainan ini. Ya, intinya pletokan bukanlah nama permainan melainkan nama senjata yang di gunakan pada permainan tersebut, dan permainan tersebut merupakan permainan asal Betawi.
Senjata mainan ini yaitu senjata yang terbuat dari sebatang bambu yang di buat mirip sodokan sehingga seperti bawah umur sedang bermain tembak-tembakan.
Cara menciptakan senjata mainan ini cukup mudah, yaitu dengan menyediakan bambu dengan diameter sedang (ukuran kurang lebih 50 cm).Kemudian sediakan satu bambu lagi dengan ukuran kira-kira 60 cm yang berkhasiat sebagai penyodok.
Bambu yang di gunakan untuk penyodok ini di buat mirip lidi.Dan pada bambu yang masih lingkaran utuh tadi di bab ruas dibuat sebuah lubang yang seukuran lidi penyodok.
Lubang tersebut berkhasiat sebagai tempat keluarnya peluru yang biasanya terbuat dari kertas yang dibuat menjadi bola-bola kecil ataupun daun pandan
Siapa sih yang tidak tau permainan tradisional bagi anak wanita ini? Meskipun sudah sangat jarang di mainkan, namun nama permainan bekel cukup populer hingga sekarang, khususnya di dunia bawah umur perempuan.
Memang permainan ini biasanya hanya di mainkan oleh bawah umur wanita saja. Cara bermainnya pun cukup mudah, bawah umur hanya perlu menyiapkan beberapa buah bekel dan satu buah bola karet berukuran kecil.
Kemudian beberapa anak berunding untuk menentukan siapa yang harus bermain terlebih dahulu. Anak yang menang kemudian memainkan bekel dengan cara melemparkan bola sembari mengambil bekel. Jangan hingga bola menyentuh lantai 2 kali, dikala dipantulkan dikala pertama kali anak harus menangkapnya kembali.
Jika bola hingga menyentuh lantai 2 kali atau tidak tertangkap, maka permainan mati dan permainan di gantikan oleh anak yang lain.
Banyak permainan anak yang memerlukan energi ekstra untuk memainkannya, salah satunya ya dolip-dolipan ini. Cara bermain permainan anak ini begitu menyenangkan, yaitu dengan mengumpulkan beberapa anak.
Kemudian semua anak berunding hingga tersisa satu anak yang akan berjaga atau yang kalah. Satu anak yang kalah ini bertugas untuk mengejar salah satu atau semua anak yang tidak berjaga. Ketika sang anak yang berjaga berhasil menyentuh salah satu anak, berarti anak yang tersentuh akan bergantian berjaga.
Namun yang menjadikan permainan ini asik yaitu, sebelum si penjaga berhasil menyentuh anak yang di kejar, anak tersebut bisa mengucapkan dolip sambil meletakkan tangannya di dada kiri yang mengharuskannya membisu di tempat, dan itu berarti meskipun penjaga menyentuhnya anak tersebut tidak kalah.
Untuk menciptakan dolip tersebut bisa berlari lagi, teman yang lain bisa menyentuhnya.
Untuk permainan tradisional dari Indonesia yang berikutnya ini sebaiknya di mainkan bersama orang dewasa, alasannya yaitu permainan mercon bambu atau yang sering di sebut dengan meriam bambu ini cukup berbahaya.
Seperti namanya, permainan ini bersama-sama merupakan alat permainan yang berupa sebatang bambu yang kemudian di bentuk sedemikian rupa hingga bisa mengeluarkan bunyi layaknya meriam.
Cara menciptakan meriam bambu ini cukup mudah, namun baiknya di buat oleh orang dewasa. Pertama-tama siapkan bambu dengan diameter kurang lebih 10 cm dan panjang 150 cm.
Pada salah satu ujung bambu, buatlah lubang persegi dengan panjang kira-kira 3 cm dan lebar 2 cm. Kemudian untuk ruas yang berada di dalam batang bambu dilubangi memakai alat atau bilang apapun.
Setelah jadi, kemudian masukkan minyak pada batang bambu dan posisikan bambu pada posisi tidur dan miring sekitar 30 derajat.Pastikan minyak berada dipangkal meriam bambu.
Agar bisa menjadikan bunyi yang keras layaknya meriam, panaskan minyak yang berada di dalam bambu memakai bilah berapi yang di masukkan melalui lubang persegi tadi.Saat minyak sudah mendidih gres kemudian tiup meriam bambu melalui lubang persegi tadi.
Pastikan anda mengarahkan meriam bambu ke tempat yang aman, lantaran asap yang mengeluarkan bunyi keras tersebut panas.
Permainan tradisional bawah umur dari Indonesia ini merupakan salah satu permainan yang sangat identik dengan perayaan hari kemerdekaan. Pasalnya, setiap lomba atau ajang yang diadakan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia niscaya terdapat lomba balap karung.
Tidak mirip lomba balapan lainnya yang membolehkan pesertanya memakai kendaraan atau dengan kaki telanjang, sesuai dengan namanya, permainan ini memakai karung sebagai media balapan.
Cara mainnya sangat mudah, bawah umur hanya memerlukan karung goni (masing-masing satu anak 1 karung). Kemudian pakai karung tersebut untuk menutupi kaki dan ujung karung di pegang dengan erat.
Setelah itu beberapa anak berbaris dan bersiap untuk balapan. Untuk bisa melaju dengan cepat dikala balapan karung ini bawah umur harus melompat dengan tinggi dan panjang.
Selain beberapa permainan mengasikkan di atas, permainan patok lele ini merupakan salah satu permainan anak yang bisa di bilang paling asik. Tidak hanya itu, dalam permainan patok lele anak juga di latih untuk bekerja sama dan berhitung.
Untuk bisa bermain patok lele, harus ada beberapa anak yang terbagi menjadi 2 kelompok. Selain itu, siapkan pula 2 batang kayu kecil dengan panjang kira-kira 10 cm dan 15 cm. Siapkan pula lubang kecil untuk meletakkan kayu yang berukuran pendek.
Kemudian letakkan kayu yang pendek pada lubang tersebut, dan salah satu anak dari perwakilan kelompok yang menang bertugas untuk memukul kayu tersebut. Teknik memukul patok lele ini cukup sulit, dikala kayu kecil (lele) di pukul dari lubang dan melayang di udara, pada dikala itu pula lele harus di pukul kembali kearah depan dengan jarak sejauh-jauhnya.
Lalu anggota lain baik lawan maupun mitra bangkit di depan area lubang dengan (jarak selera). Semua anggota tersebut untuk bisa menangkap lele yang telah di lempar tersebut.
Jika lele berhasil di tangkap anggota kelompok lawan maka permainan selesai, namun kalau lele tidak berhasil di tangkap siapapun maka jarak lele harus di hitung berapa kali panjang patok.
Sembari kelompok lawan menghitung, kelompok pemukul harus berpencar untuk bersembunyi dan menunggu di temukan oleh kelompok yang kalah tadi.
Permainan ketapel ini hampir sama prinsipnya dengan permainan anak pletokan. Hanya saja bentuk alat permainannya berbeda jauh. Untuk ketapel sendiri merupakan senjata mainan yang terbuat dari sebatang kayu yang membentuk abjad Y (berpangkal).
Kemudian pada kedua ujung atas batang kayu tersebut dipasangi dengan karet ban. Pastikan pemasangan karet ban harus kuat. Kenapa harus karet ban? Karena karet ban akan memantulkan peluru dengan baik, dan tidak gampang putus meskipun di tarik panjang.
Untuk peluru bisa memakai biji-bijian atau kerikil yang ukurannya cukup kecil, atau bisa juga memakai biji-bijian yang mengeluarkan warna. Makara permainan serasa paintball.
Mungkin yang anda bayangkan permainan tradisional balon tiup ini yaitu balon karet biasa yang di tiup memakai cara yang biasa juga. Namun balon tiup di sini berbeda dengan balon karet biasa.
Saat ini memang sudah sangat jarang di temui balon tiup ini. Namun secara umum, bentuk dari balon tiup ini yaitu gel lengket berwarna putih yang di kemas dalam kemasan alumunium elastis dan berbentuk oval memanjang (panjang kemasan sekitar 3cm).
Dan untuk meniup balon ini pun bawah umur tidak bisa pribadi dari lisan mereka. Akan di sediakan sebuah sedotan kecil untuk meniup. Cara mengambil balon dari kemasan yaitu dengan membuka kemasan kemudian lilitkan pada ujung sedotan plastik (seperti gulali).
Sesudah itu tiupkan balon dari ujung sedotan yang satunya. Semakin banyak materi balon tiup yang anda lilitkan pada sedotan maka balon yang bawah umur tiupkan bisa semakin besar.
Agar lebih asik, bawah umur bisa mengadakan perlombaan meniup balon dimana anak yang berhasil meniup paling besar maka dialah yang menang. Selain itu, bawah umur juga biasanya meletuskan balon yang telah di tiup di arah wajah dan membentuk topeng transparan.
Kulit jeruk yang di gunakan yaitu kulit jeruk bali atau bangkok (yang tebal). Pertama-tama siapkan 1 buah jeruk bali, kupas dan ambil kulitnya. Usahakan dikala mengupas kulit di buat menjadi lembaran besar, kemudian siapkan juga batang lidi dan tali.
Cara membuatnya yaitu dengan membentuk 4 lingkaran berukuran sedang (untuk roda), kemudian 1 lembar kulit jeruk berbentuk persegi panjang yang ujungnya di bentuk membulat, kemudian buat bab jendela dan beling depan kendaraan beroda empat dari lembaran kulit jeruk berbentuk persegi panjang dan dilubangi kotak pada tengahnya.
Jika semua bab sudah jadi, kemudian satukan bagian-bagian tersebut memakai batang lidi. Agar bisa di mainkan dengan cara di tarik, pada bab depan mobil-mobilan dikaitkan memakai tali.
Permainan tradisional ini sering kali di mainkan bersamaan dengan permainan monopoli. Ya, lantaran kebanyakan kotak ular tangga yang di jual di pasaran dikala ini berbalikan dengan kotak monopoli.
Namun untuk tampilan kedua permainan ini berbeda jauh. Untuk ular tangga sendiri terdiri dari kotak-kotak yang bernomerkan 1-100, pada angka 1 akan tertulis star dan di angka 100 tertulis finish.
Di pertengahan kotak (angka acak), akan terdapat beberapa gambar tangga dan ular. Misalnya tangga yang berada di angka 5 dan berujung di angka 20. Maka siapa saja yang terlebih dahulu menepati kotak angka 5 tersebut akan naik secara otomatis ke kotak nomer 20.
Lalu untuk gambar ular yang dimana kepala pada kotak angka 67 dan ekornya di kotak angka 35, maka siapa yang menepati kotak angka 67 akan secara otomatis ke kotak nomer 35.
Permainan ini di mainkan oleh beberapa anak secara bergantian. Setelah melaksanakan pengundian, anak yang berkesempatan bermain akan melempar dadu. Dan jumlah mata dadu tersebutlah yang akan menentukan jumlah langkah pemain.
Pemain yang bisa mencapai kotak finish pertama kali ialah pemenangnya.
Demikian ulasan wacana 21 Permainan Tradisional Anak Indonesia dan Cara Bermainnya, akan sangat di sayangkan kalau permainan tradisional Indonesia ini hingga tidak di kenal bawah umur jaman sekarang, mengingat keuntungannya yang begitu bermacam-macam dan baik.
Sumber https://www.kopi-ireng.com/
Meskipun di tuntut untuk banyak belajar, namun tak sepenuhnya ilmu yang harus di pelajari di dapatkan dari pendidikan formal. Melalui bersosialisasi dengan teman sebaya dan memainkan permainan bersama itupun sudah menjadi satu pelajaran penting untuk anak-anak.
Namun sayangnya dikala ini kebanyakan bawah umur justru menentukan untuk berdiam diri di rumah dan hanya bermain game di gadget mereka. Hal ini menciptakan permainan tradisional di lupakan dan tidak di mainkan lagi.
Padahal, bersama-sama macam-macam permainan bawah umur Indonesia yang sudah jarang di temui ini justru membawa imbas yang lebih baik bagi perkembangan anak, baik untuk perkembangan kreatifitas anak maupun perkembangan jiwa sosialnya.
Ragam permainan bawah umur Indonesia yang sudah jarang di temui sendiri jumlahnya begitu banyak.
Berikut ini beberapa pola macam-macam permainan tradisional bawah umur Indonesia yang sudah jarang di temui :
Permainan Tradisional Anak Indonesia dan Cara Bermainnya
1. Permainan Tradisional Petak umpet
pakguruolahraga.blogspot.co.id |
Permainan dulunya banyak di mainkan lantaran cara bermainnya yang menyenangkan dan seru. Untuk bermain petak umpet beberapa anak harus berkumpul dan melaksanakan negosiasi untuk menentukan siapa yang akan berjaga dan yang lainnya bersembunyi menunggu di temukan anak yang berjaga tadi.
Biasanya anak yang berjaga akan menghitung hingga hitungan yang telah di tentukan (misalnya satu hingga seratus), sedangkan yang lainnya mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah hitungannya selesai, anak yang berjaga akan mencari satu persatu anak yang bersembunyi. Dan anak yang pertama kali di temukan maka akan bergantian berjaga pada permainan selanjutnya.
2. Permainan Tradisional Layangan
ubudbybike.blogspot.com |
Hanya saja orang remaja bermain hanya ketika mengikuti sebuah ajang keindahan layang-layang, bukan untuk permainan sehari-hari.
Bermain layang-layang sendiri tak kalah menyenangkannya dengan bermain petak umpet. Untuk bisa bermain layang-layang, biasanya anak akan menciptakan sendiri layang-layang dari selembar kertas khusus dan rangka layangan yang terbuat dari bambu yang sudah di bentuk ketupat.
Setelah layangan jadi kemudian rangka layang-layang dikaitkan dengan benang, dimana benang ini berfungsi untuk menerbangkan layang-layang.Agar layang-layang tidak lepas dikala di terbangkan, maka pada ujung benang di beri tempat untuk menarik ulur benang.
Agar layangan bisa terbang tinggi diharuskan ada angin yang cukup kencang, dan akan lebih asik lagi kalau di mainkan bersama-sama di lapangan luas.
3. Permainan Tradisional Congklak/congkak
senengmoto.files.wordpress.com |
Alat yang di gunakan untuk bermain congkak sendiri sangat khas, yaitu sebuah papan berbentuk oval memanjang dimana terdapat lubang-lubang di dalamnya. Kemudian terdapat kelereng atau semacam kerikil untuk memainkan permainan ini.
Dalam memainkan permainan ini anak sangat di latih untuk bersabar dan menghargai anak lain. Karena untuk bermain satu anak dengan anak lain haruslah saling bergantian.
4. Permainan Tradisional Lompat tali
msdailylife.files.wordpress.com |
Permainan lompat tali ini intinya hampir sama dengan olah raga lompat tinggi. Namun yang berbeda yaitu media atau alat yang di gunakan, yaitu sederet karet gelang yang sudah di rangkai memanjang. Kemudian pada kedua ujungnya di pegang oleh 2 anak yang berjaga.
Anak lain yang tidak berjaga kemudian saling bergantian melompati lati tersebut dengan syarat dihentikan menyentuh tali. Apa bila anak gagal melompati atau menyentuh tali, maka akan bergantian berjaga (bergantian dengan salah satu penjaga yang telah berjaga lebih dulu).
5. Permainan Tradisional Gasing
budaya-indonesia.org |
Jika dikala ini permainan gasing di mainkan dengan memakai gasing yang di beli di toko-toko permainan anak, namun dahulu bawah umur lebih banyak menciptakan gasing sendiri. Mereka banyak berkreasi memakai kayu dan benang jahit sepatu.
Cara memainkannya cukup mudah, yaitu beberapa anak secara bersamaan melemparkan gasing mereka ke lantai yang sama. Kemudian gasing-gasing tersebut akan di uji dengan cara gasing mana yang akan berputar lebih lama. Setelah di ketahui gasing mana yang lebih usang berputar berarti itulah pemenangnya.
6. Permainan Tradisional Engklek
rumahbacabuku.wordpress.com |
Untuk memainkan permainan ini juga harus terdiri dari beberapa anak. Lalu untuk cara bermain engklek yaitu dengan menciptakan petak-petak di tanah yang terdiri dari 2 petak memanjang, kemudian di sambungkan dengan 3 petak yang saling berjejer dan satu petak sendiri serta di ujungnya 2 petak yang berjejer.
Anak-anak tersebut harus melompati petakan tersebut dengan posisi satu kaki di angkat sembari membawa lempengan kerikil atau genteng (setiap anak harus berbeda) sebagai tanda kepemilikan petak.
Setelah melewati petak pertama hingga akhir, kemudian di petak yang terakhir mereka harus melemparkan lempengan kerikil tersebut ke salah satu petak. Dan petak yang dikenai lempengan kerikil akan di klaim menjadi petak mereka sehingga dihentikan di lalui atau di injak anak lain.
7. Permainan Tradisional Egrang
kompas |
Untuk bermain egrang, anak harus mempunyai sepasang batangan kayu atau bambu yang tingginya lebih dari tinggi anak tersebut. Kemudian sekitar 50 cm (dari bawah kayu) diberi pijakan kaki yang dikaitkan dengan batangan kayu atau bambu tersebut.
Pijakan kaki tersebut berkhasiat untuk menempatkan kaki anak. Dan dengan memijakkan kaki pada pijakan tersebut anak harus berlatih berjalan.Untuk bisa handal memakai egrang ini memang memerlukan keseimbangan badan yang luar biasa.
Agar bermain egrang lebih menyenangkan, bawah umur biasanya mengadakan lomba balap egrang.
8. Permainan Tradisional Ular naga
kidnesia.com |
Pasalnya, semakin banyak jumlah anak maka akan semakin panjang naga dan akan menciptakan permainan semakin asik. Cara bermain permainan ini cukup mudah, beberapa anak berkumpul dan membentuk barisan memanjang, kemudian 2 di antara mereka bangkit sebagai gerbang dengan menggandengkan tangan di atas.
Sambil menyanyikan lagu, bawah umur yang berbaris memanjang (seperti ular naga) berputar mengelilingi gerbang. Pada dikala lagu selesai di nyanyikan salah satu anak akan terperangkap dalam gerbang.
Kemudian anak itu akan menentukan mengikuti (berdiri di belakang) anak yang bangkit sebagai gerbang kanan atau kiri (di sebut sebagai indukan). Sampai anak ular naga habis, permainan ini terus di lanjutnya demikian.
9. Permainan Tradisional Kelereng
kompasiana |
Bermain kelereng sendiri terdiri dari beberapa hukum main, ada permainan yang mengharuskan bawah umur mengumpulkan kelereng (misalnya masing-masing 5 kelereng). Kemudian kelereng-kelereng tersebut di kumpulkan dalam satu area kotakan di lantai (biasanya kotakan di buat dengan kapur atau garis di tanah).
Kemudian satu persatu anak akan mengarahkan kelereng mereka (satu kelereng sebagai lakon) pada kotakan berisi kumpulan kelereng tersebut. Jumlah kelereng yang berhasil di keluarkan dari kotakan tersebut berarti akan menjadi miliki anak yang mengeluarkannya.
Jika semua kelereng dalam kotakan sudah habis, maka permainan akan di lanjutkan dengan saling berburu lakon. Salah satu lakon yang berhasil mengenai lakon lain maka sama saja dengan membunuh lakon tersebut dan kelereng yang di peroleh lakon yang di bunuh di serahkan pada lakon yang membunuh.
10. Permainan Tradisional Benteng
istimewa |
Cara bermain permainan benteng ini yaitu dengan membagi beberapa anak menjadi 2 kelompok, biasanya setiap kelompok terdiri dari 4-8 anak. Setiap kelompok ini akan mempunyai markas masing-masing yang biasanya berbentuk benteng atau tiang.
Setelah itu perwakilan kelompok berunding dan siapa yang menang maka akan mengejar kelompok lawan dan berusaha merebut markas mereka. Anggota kelompok lawan yang tertangkap (tersentuh) maka akan di jadikan tawanan dan di posisikan di akrab markas musuh. Jika teman dari tawanan sanggup menyentuh kembali tawanan maka tawanan berarti bebas.
Biasanya dalam permainan ini akan ada satu pemain khusus penjaga markas yang menghalangi musuh untuk menyentuh markas mereka.
11. Permainan Tradisional Gobak Sodor
1.bp.blogspot.com |
Yaitu pertama-tama bagi bawah umur menjadi 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3-5 anak.Kemudian bentuk kotak-kotak pada lapangan luas dengan jumlah 6 kotak (2 menyamping dan 3 berderet).
Masing-masing kelompok tersebut di bagi menjadi kelompok penyerang dan penjaga.Tugas dari kelompok penjaga yaitu menjaga garis vertikal (masing-masing garis 1 anak). Dan kiprah kelompok penyerang yaitu menyerang atau melewati garis vertikal yang di jaga kelompok lawan tersebut.
Kelompok penyerang harus berhasil melewati garis dan menuju area belakang garis (base akhir), sehabis itu kembali lagi menuju garis depan (base awal).
12. Permainan Tradisional Pletokan
Senjata mainan ini yaitu senjata yang terbuat dari sebatang bambu yang di buat mirip sodokan sehingga seperti bawah umur sedang bermain tembak-tembakan.
Cara menciptakan senjata mainan ini cukup mudah, yaitu dengan menyediakan bambu dengan diameter sedang (ukuran kurang lebih 50 cm).Kemudian sediakan satu bambu lagi dengan ukuran kira-kira 60 cm yang berkhasiat sebagai penyodok.
Bambu yang di gunakan untuk penyodok ini di buat mirip lidi.Dan pada bambu yang masih lingkaran utuh tadi di bab ruas dibuat sebuah lubang yang seukuran lidi penyodok.
Lubang tersebut berkhasiat sebagai tempat keluarnya peluru yang biasanya terbuat dari kertas yang dibuat menjadi bola-bola kecil ataupun daun pandan
13. Permainan Tradisional Bekel
kemilauindonesia.wordpress.com |
Memang permainan ini biasanya hanya di mainkan oleh bawah umur wanita saja. Cara bermainnya pun cukup mudah, bawah umur hanya perlu menyiapkan beberapa buah bekel dan satu buah bola karet berukuran kecil.
Kemudian beberapa anak berunding untuk menentukan siapa yang harus bermain terlebih dahulu. Anak yang menang kemudian memainkan bekel dengan cara melemparkan bola sembari mengambil bekel. Jangan hingga bola menyentuh lantai 2 kali, dikala dipantulkan dikala pertama kali anak harus menangkapnya kembali.
Jika bola hingga menyentuh lantai 2 kali atau tidak tertangkap, maka permainan mati dan permainan di gantikan oleh anak yang lain.
14. Permainan Tradisional Dolip-dolipan (kejar-kejaran)
maicih.co.id |
Kemudian semua anak berunding hingga tersisa satu anak yang akan berjaga atau yang kalah. Satu anak yang kalah ini bertugas untuk mengejar salah satu atau semua anak yang tidak berjaga. Ketika sang anak yang berjaga berhasil menyentuh salah satu anak, berarti anak yang tersentuh akan bergantian berjaga.
Namun yang menjadikan permainan ini asik yaitu, sebelum si penjaga berhasil menyentuh anak yang di kejar, anak tersebut bisa mengucapkan dolip sambil meletakkan tangannya di dada kiri yang mengharuskannya membisu di tempat, dan itu berarti meskipun penjaga menyentuhnya anak tersebut tidak kalah.
Untuk menciptakan dolip tersebut bisa berlari lagi, teman yang lain bisa menyentuhnya.
15. Permainan Tradisional Mercon Bambu
kaskus |
Seperti namanya, permainan ini bersama-sama merupakan alat permainan yang berupa sebatang bambu yang kemudian di bentuk sedemikian rupa hingga bisa mengeluarkan bunyi layaknya meriam.
Cara menciptakan meriam bambu ini cukup mudah, namun baiknya di buat oleh orang dewasa. Pertama-tama siapkan bambu dengan diameter kurang lebih 10 cm dan panjang 150 cm.
Pada salah satu ujung bambu, buatlah lubang persegi dengan panjang kira-kira 3 cm dan lebar 2 cm. Kemudian untuk ruas yang berada di dalam batang bambu dilubangi memakai alat atau bilang apapun.
Setelah jadi, kemudian masukkan minyak pada batang bambu dan posisikan bambu pada posisi tidur dan miring sekitar 30 derajat.Pastikan minyak berada dipangkal meriam bambu.
Agar bisa menjadikan bunyi yang keras layaknya meriam, panaskan minyak yang berada di dalam bambu memakai bilah berapi yang di masukkan melalui lubang persegi tadi.Saat minyak sudah mendidih gres kemudian tiup meriam bambu melalui lubang persegi tadi.
Pastikan anda mengarahkan meriam bambu ke tempat yang aman, lantaran asap yang mengeluarkan bunyi keras tersebut panas.
16. Permainan Tradisional Balap Karung
mtheodric.blogspot.co.id |
Tidak mirip lomba balapan lainnya yang membolehkan pesertanya memakai kendaraan atau dengan kaki telanjang, sesuai dengan namanya, permainan ini memakai karung sebagai media balapan.
Cara mainnya sangat mudah, bawah umur hanya memerlukan karung goni (masing-masing satu anak 1 karung). Kemudian pakai karung tersebut untuk menutupi kaki dan ujung karung di pegang dengan erat.
Setelah itu beberapa anak berbaris dan bersiap untuk balapan. Untuk bisa melaju dengan cepat dikala balapan karung ini bawah umur harus melompat dengan tinggi dan panjang.
17. Permainan Tradisional Patok lele
mediacenter.riau.go.id |
Untuk bisa bermain patok lele, harus ada beberapa anak yang terbagi menjadi 2 kelompok. Selain itu, siapkan pula 2 batang kayu kecil dengan panjang kira-kira 10 cm dan 15 cm. Siapkan pula lubang kecil untuk meletakkan kayu yang berukuran pendek.
Kemudian letakkan kayu yang pendek pada lubang tersebut, dan salah satu anak dari perwakilan kelompok yang menang bertugas untuk memukul kayu tersebut. Teknik memukul patok lele ini cukup sulit, dikala kayu kecil (lele) di pukul dari lubang dan melayang di udara, pada dikala itu pula lele harus di pukul kembali kearah depan dengan jarak sejauh-jauhnya.
Lalu anggota lain baik lawan maupun mitra bangkit di depan area lubang dengan (jarak selera). Semua anggota tersebut untuk bisa menangkap lele yang telah di lempar tersebut.
Jika lele berhasil di tangkap anggota kelompok lawan maka permainan selesai, namun kalau lele tidak berhasil di tangkap siapapun maka jarak lele harus di hitung berapa kali panjang patok.
Sembari kelompok lawan menghitung, kelompok pemukul harus berpencar untuk bersembunyi dan menunggu di temukan oleh kelompok yang kalah tadi.
18. Permainan Tradisional Ketapel
imamrahmanto.com |
Kemudian pada kedua ujung atas batang kayu tersebut dipasangi dengan karet ban. Pastikan pemasangan karet ban harus kuat. Kenapa harus karet ban? Karena karet ban akan memantulkan peluru dengan baik, dan tidak gampang putus meskipun di tarik panjang.
Untuk peluru bisa memakai biji-bijian atau kerikil yang ukurannya cukup kecil, atau bisa juga memakai biji-bijian yang mengeluarkan warna. Makara permainan serasa paintball.
19. Permainan Tradisional Balon tiup
tokopedia |
Saat ini memang sudah sangat jarang di temui balon tiup ini. Namun secara umum, bentuk dari balon tiup ini yaitu gel lengket berwarna putih yang di kemas dalam kemasan alumunium elastis dan berbentuk oval memanjang (panjang kemasan sekitar 3cm).
Dan untuk meniup balon ini pun bawah umur tidak bisa pribadi dari lisan mereka. Akan di sediakan sebuah sedotan kecil untuk meniup. Cara mengambil balon dari kemasan yaitu dengan membuka kemasan kemudian lilitkan pada ujung sedotan plastik (seperti gulali).
Sesudah itu tiupkan balon dari ujung sedotan yang satunya. Semakin banyak materi balon tiup yang anda lilitkan pada sedotan maka balon yang bawah umur tiupkan bisa semakin besar.
Agar lebih asik, bawah umur bisa mengadakan perlombaan meniup balon dimana anak yang berhasil meniup paling besar maka dialah yang menang. Selain itu, bawah umur juga biasanya meletuskan balon yang telah di tiup di arah wajah dan membentuk topeng transparan.
20. Permainan Tradisional Mobil-mobilan dari kulit jeruk
chemember.wordpress.com |
Seperti yang sudah di jelaskan di awal tadi, kalau permainan tradisional anak selain sanggup menambah latihan fisik (olahraga) juga sanggup menambah kreatifitas anak. Salah satu permainan tradisional yang membutuhkan kreatifitas tinggi yaitu mobil-mobilan dati kulit jeruk.
Kulit jeruk yang di gunakan yaitu kulit jeruk bali atau bangkok (yang tebal). Pertama-tama siapkan 1 buah jeruk bali, kupas dan ambil kulitnya. Usahakan dikala mengupas kulit di buat menjadi lembaran besar, kemudian siapkan juga batang lidi dan tali.
Cara membuatnya yaitu dengan membentuk 4 lingkaran berukuran sedang (untuk roda), kemudian 1 lembar kulit jeruk berbentuk persegi panjang yang ujungnya di bentuk membulat, kemudian buat bab jendela dan beling depan kendaraan beroda empat dari lembaran kulit jeruk berbentuk persegi panjang dan dilubangi kotak pada tengahnya.
Jika semua bab sudah jadi, kemudian satukan bagian-bagian tersebut memakai batang lidi. Agar bisa di mainkan dengan cara di tarik, pada bab depan mobil-mobilan dikaitkan memakai tali.
21. Permainan Tradisional Ular tangga
ular tangga |
Namun untuk tampilan kedua permainan ini berbeda jauh. Untuk ular tangga sendiri terdiri dari kotak-kotak yang bernomerkan 1-100, pada angka 1 akan tertulis star dan di angka 100 tertulis finish.
Di pertengahan kotak (angka acak), akan terdapat beberapa gambar tangga dan ular. Misalnya tangga yang berada di angka 5 dan berujung di angka 20. Maka siapa saja yang terlebih dahulu menepati kotak angka 5 tersebut akan naik secara otomatis ke kotak nomer 20.
Lalu untuk gambar ular yang dimana kepala pada kotak angka 67 dan ekornya di kotak angka 35, maka siapa yang menepati kotak angka 67 akan secara otomatis ke kotak nomer 35.
Permainan ini di mainkan oleh beberapa anak secara bergantian. Setelah melaksanakan pengundian, anak yang berkesempatan bermain akan melempar dadu. Dan jumlah mata dadu tersebutlah yang akan menentukan jumlah langkah pemain.
Pemain yang bisa mencapai kotak finish pertama kali ialah pemenangnya.
Demikian ulasan wacana 21 Permainan Tradisional Anak Indonesia dan Cara Bermainnya, akan sangat di sayangkan kalau permainan tradisional Indonesia ini hingga tidak di kenal bawah umur jaman sekarang, mengingat keuntungannya yang begitu bermacam-macam dan baik.