Skip to main content

Proses Pengolahan Jati Putih Sampai Siap Pakai

Proses Pengolahan Jati Putih Hingga Siap Pakai   -  Jati putih merupakan salah satu komoditi dalam industri kerajinan kayu. Kayu jati putih atau dikenal gmelina putih lebih dikenal sebab kualitas kayu yang tak kalah dari kerabatnya, yakni Jati Merah atau Jati Super. Bagi pengrajin yang merindukan kayu bertekstur keras dengan kualitas baik dari jati super seakan terobati dengan adanya Jati Putih. Berdasarkan kualitas memang keduanya hampir seolah-olah mesaki Jati super cenderung lebih unggul.

Alasan berpengaruh menentukan jati putih dibanding Jati Super salah satunya yaitu jumlah pasokan jati putih yang cukup banyak. Sehingga lebih simpel untuk ditemui dibanding jati super. Salah satu penyebab sebab faktor pertumbuhan jati super yang sangat lamban. Butuh waktu puluhan tahun untuk sanggup memanen Jati super. Jika dibandingkan kerabatnya yang hanya butuh waktu 10 tahun untuk sanggup panen.

Membahas soal pengolahan kayu, jati putih tidaklah rumit, dalah pengolahan tidak diharapkan perlakuan khusus untuk menjaga kualitasnya. Meski demikian tentu masih harus mlewati serentetan tahap yang cukup panjang sebelum menjadi kayu siap olah. Tektur kayu yang cukup padat dan berpengaruh lebih memudahkan dalam pengolahannya, hal ini sebab tidak membutuhkan perlakuan khusus lagi. Adapun proses pengolahannya dilakukan dari tahap pemilihan pohon yang cukup dewasa. Selanjutnya pohon ditebang sampai proses pemotongan kayu.

Adapun tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh sebatang pohon jati sampai menjadi bentuk papan siap olah yaitu sebagai berikut :

  1. Langkah awal yaitu menentukan pohon yang telah siap tebas dengan kata lain pohon tesebut sudah cukup dewasa. Kriteria bagi pohon yang telah siap tebas yaitu diameter batang yang kira-kira mencapai kurang lebih 40 cm. Ukuran ini diadaptasi dengan kebutuhan pasar, selain itu diameter yang besar tentu akan lebih menghasilkan banyak kayu ketimbang yang lebih kecil diameternya.
  2. Langkah selanjutnya yaitu penebangan pohon. Pohon yang telah ditentukan selanjutnya ditebang. Penebangan dilakukan pada kepingan bawah pohon bersahabat dengan permukaan tanah. Hal ini semoga panjang kayu sanggup lebih dimaksimalkan, selain itu diameter paling besar tentu berada pada kepingan bawah pohon. Pohon yang telah tumbang selanjutnya dilakukan pencucian terhadap ranting yang masih menempel, kemudian batang dipotong sesuai dengan ukuran panjang yang diinginkan
  3. Hasil potongan selanjutnya harus dibersihkan dari kulit kayu yang masih ada. Biasanya batangan kayu akan pisahkan dari kulit sehingga membentuk kepingan balok. Pemisahan dari kulit ini dilakukan semoga kayu didalammnya tetap terjaga kualitasnya. Kayu yang belum dipisahkan dari kulitnya akan simpel membusuk, selain itu kayu juga akan perlu dikeringkan terlebih dahulu.
  4. Balok kayu yang masih mentah biasanya didiamkan beberapa hari semoga kadar air berkurang. Ini bertujuan semoga kayu menjadi lebih padat dan keras dan tidak simpel berjamur dan lapuk. Balok kayu yang masih lembap juga akan lebih berat sebab kandungan air didalamnya masih sangat banyak. Selain itu kayu yang masih lembap akan cenderung bernafsu dan berbulu pada ketika pemotongan nantinya.
  5. Pada tahap ini kayu sudah siap untuk dipasarkan. Kayu balokan ini biasanya akan dibeli oleh para pengusaha kayu yang kemudian harus melewati proses pemotongan semoga kayu berbentuk menjadi papan atau balok yang lebih kecil.
Pada dasarnya pengolahan jati putih tidaklah rumit namun proses yang panjang harus dilalui. Namun proses yang panjang inilah yang akan menghasilkan kayu dengan kualitas yang sangat baik. Akan tetapi terdapat banyak faktor lain yang menjadi penyebab pennurunan kualitas kayu jati yang dihasilkan.
  • Penumpukan kayu yang terlalu usang di hutan/kebun. Kadangkala tindakan yang lanmat dilakukan oleh pengolah kayu dengan menaruh saja kayu jati dihutan/kebun justru menurunkan kualitas kayu. Diakibatkan oleh ulat pohan dan rayap serta pelapukan akhir air hujan.
  • Pengeringan yang lambat dilakukan. Pada dasrnya kayu yang masih lembap tidak menandakan karakteristik kayu yang sebenarnya. Kayu yang terlalu lembab akan simpel berjamur. Selain itu hasil produk kayu yang masih lembap tidak terlalu kokoh, sebab kayu yang lembap akan berkurang volumenya ketika mengalami pengeringan.
  • Perlakuan yang tidak tepat. Meski kayu jati tergolong kayu yang kuat, namun kesalahan dalam memperlakukan kayu ini akan berujung pada penurunan kualitas. Kadangkala jati dipotong menjadi lembaran papan yang sangat tipis dan dalam keadaan yang masih basah. Hal ini sanggup berdampak pada kekuatan kayu, dengan kata lain kayu menjadi lebih simpel pecah akhir kandungan air dan potongan yang terlalu tipis.
  • Proses pengeringan yang terlalu lama. Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Kayu jati memang perlu mengalami proses pengeringan apakah lewat pengovenan atau penjemuran di bawah sinar matahari. Proses pengeringan tentu dilarang dilakukan terlalu lama, sebab karenanya tidak akan baik. Kayu yang terlalu kering akan simpel pecah dan retak terutama pada kayu yang sudah dicetak menjadi papan tipis.

Nah itulah beberapa tips yang sanggup saya bagikan semoga sanggup bermanfaat bagi anda..
-   Proses Pengolahan Jati Putih Hingga Siap Pakai
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar