Kebiasaan Sehari-Hari Ini Enggak Disadari Dapat Bikin Rusak Lingkungan
Kebiasaan yang enggak disadari dapat merusak lingkungan - Mungkin kau sudah tahu kalau beberapa sikap dan tindakan insan dapat merusak lingkungan. Contohnya menyerupai penebangan hutan secara liar, membuang limbah ke bahari dan sungai, membuang sampah sembarangan, menciptakan polusi udara, dan lain-lain. Tapi, tahukah kau kalau ternyata ada juga sikap dan kebiasaan yang enggak kau sadari dapat bikin rusak lingkungan?
Disengaja ataupun enggak, kebiasaan yang dilakukan sehari-hari ini bikin lingkungan menjadi rusak. Padahal, kau enggak tahu efeknya kan? Karena, sikap itu sudah mengakar dan kerap kau lakukan. Lalu apa sajakah kebiasaan yang enggak sadar sudah merusak lingkungan itu? Biar lebih jelas, yuk simak ulasannya berikut ini.
1. Mencuci dengan sabun anti bakteri
Pastinya kau sering basuh tangan dengan sabun anti bakteri, biar tangan kau lebih bersih. Tapi tahukah kamu, meskipun kau terbiasa menggunakannya sehari-hari demi kesehatan kamu, ternyata air bekas sabun basuh tangan enggak sehat buat lingkungan. Loh kenapa?
Ada sebuah studi dari Johns Hopkins dari University Center for Water and Health, di dalam sabun anti-bakteri terkandung triclocarban dan triclosan. Kedua zat tersebut akan berbahaya ketika terdegradasi. Partikel kimiawi ini bahkan termasuk choloform, yang dapat muncul di rantai kuliner tumbuhan, hewan, dan manusia.
Beberapa studi bahkan telah pertanda kalau kandungan triclosan di lingkungan, bikin tikus dan amfibi mengalami pubertas lebih dini, infertilitas, serta kanker.
2. Menggunakan sedotan, sumpit, dan cup plastik
Pastinya kau sering menggunakan sedotan, sumpit, dan cup plastik dikala membeli kuliner dan minuman. Apalagi, kau membelinya dengan sistem take away alias dibungkus, serta delivery.
Ternyata, kebiasaan ini dapat merusak lingkungan. Karena jumlah sedotan, sumpit, serta cup plastik jadi produksi sampah yang mengerikan. Apalagi, plastik enggak dapat diuraikan oleh lingkungan, dan membutuhkan waktu ribuan tahun.
Yang lebih buruknya lagi ialah penggunaan sumpit kayu yang dapat menghilangkan hutan. Biasanya, kau pribadi membuang sumpit kayu sehabis makan. Hal tersebut dapat memangkas sekitar 20 juta pohon per tahun. Jadi, bukan cuma merusak biota bahari saja akhir banyaknya sampah yang mengalir ke laut, ternyata paru-paru dunia juga ikut terdeforestasi alasannya ialah kebiasaan delivery makanan.
3. Mengonsumsi kedelai dan kelapa sawit
Kacang kedelai mempunyai nilai gizi yang tinggi dan sangat bagus buat tubuh. Karena itu, kacang kedelai merupakan alternatif kuliner sehat dan non hewani terbaik yang ada. Berbagai olahan dari kacang kedelai menyerupai tahu, tempe, dan kecap, laku manis diserbu orang-orang. Namun alasannya ialah hal ini, penebangan hutan menjadi sangat masif di tempat tropis, alasannya ialah untuk ditanami pohon kedelai. Sehingga, mengakibatkan luas hutan menjadi berkurang.
Hal yang sama juga terjadi pada kelapa sawit. Karena usul pasar yang tinggi akan kelapa sawit, menyerupai untuk memproduksi mie instan, biskuit, minyak goreng, dan bahkan produk kecantikan, Indonesia mempunyai lebih dari separuh perkebunan sawit di dunia. Bahkan, total areanya sebesar pulau Jawa ditambah Sulawesi. Penebangan hutan secara besar-besaran untuk ditanami kelapa sawit, menciptakan tanaman dan fauna yang biasa hidup di hutan-hutan menjadi kehilangan habitatnya.
4. Membuang obat sembarangan
Perlu kau ketahui kalau membuang obat ternyata ada aturannya. Karena, obat yang dibuang secara sembarangan ke lingkungan, akan mengganggu ekosistem lingkungan tersebut. Apalagi, obat mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.
Contohnya menyerupai pil KB. Kalau hingga obat ini ke laut, dapat mempengaruhi ekosistem ikan. Karena, pil KB juga bekerja ke hormon ikan. Terlebih lagi, rantai kuliner akan terganggu dan ekosistem sekitarnya juga akan ikut terganggu.
Selain itu, kalau obat anti-depresan yang dibuang ke got atau sungai, akan larut dan mempengaruhi air tersebut. Ketika ada burung lewat dan meminum air got atau air sungai yang dilaruti obat anti-depresan, akan besar lengan berkuasa pada sikap burung. Contohnya menyerupai enggak mau makan dan berkembang biak, serta enggak kuat lagi hidup di animo dingin.
Karena itu, cara terbaik biar obat yang dibuang itu enggak mempengaruhi ekosistem dan lingkungan, ialah dengan membungkus obat tersebut dengan tanah atau ampas kopi. Hal itu buat mengurangi imbas obatnya.
Kalau obat tersebut belum kadaluarsa, lebih baik jangan dibuang. Kamu justru harus menyimpannya rapat-rapat di tempat hambar dan terhindar dari sinar matahari. Hal tersebut bertujuan semoga dapat dikonsumsi lagi kalau dibutuhkan.
5. Enggak menghabiskan makanan
Kebiasaan enggak menghabiskan kuliner ternyata menjadi salah satu duduk perkara besar dunia. Karena berdasarkan studi, ada sekitar 1,3 milyar ton sampah kuliner secara global tiap tahunnya, dan hal ini jadi ancaman besar bagi lingkungan.
Pasalnya, limpahan sampah kuliner ini menghasilkan gas rumah beling secara masif yang mengakibatkan pemanasan global. Terlebih lagi, makin banyak permukaan tanah hijau yang dikorbankan buat dijadikan lahan pertanian, yang justru semakin memperparah adanya pembuangan sampah makanan. Sehingga, bukan cuma insan saja, tanaman dan binatang pun ikut jadi korban. Sumber https://www.arimpi.com/
Kebiasaan ini enggak disadari kalau udah bikin rusak lingkungan via trubus.id |
Disengaja ataupun enggak, kebiasaan yang dilakukan sehari-hari ini bikin lingkungan menjadi rusak. Padahal, kau enggak tahu efeknya kan? Karena, sikap itu sudah mengakar dan kerap kau lakukan. Lalu apa sajakah kebiasaan yang enggak sadar sudah merusak lingkungan itu? Biar lebih jelas, yuk simak ulasannya berikut ini.
1. Mencuci dengan sabun anti bakteri
Mencuci tangan dengan sabun dapat bikin rusak lingkungan via benefitsbridge.unitedconcordia.com |
Pastinya kau sering basuh tangan dengan sabun anti bakteri, biar tangan kau lebih bersih. Tapi tahukah kamu, meskipun kau terbiasa menggunakannya sehari-hari demi kesehatan kamu, ternyata air bekas sabun basuh tangan enggak sehat buat lingkungan. Loh kenapa?
Ada sebuah studi dari Johns Hopkins dari University Center for Water and Health, di dalam sabun anti-bakteri terkandung triclocarban dan triclosan. Kedua zat tersebut akan berbahaya ketika terdegradasi. Partikel kimiawi ini bahkan termasuk choloform, yang dapat muncul di rantai kuliner tumbuhan, hewan, dan manusia.
Beberapa studi bahkan telah pertanda kalau kandungan triclosan di lingkungan, bikin tikus dan amfibi mengalami pubertas lebih dini, infertilitas, serta kanker.
2. Menggunakan sedotan, sumpit, dan cup plastik
Penggunaan sedotan ternyata dapat bikin rusak lingkungan via trubus.id |
Pastinya kau sering menggunakan sedotan, sumpit, dan cup plastik dikala membeli kuliner dan minuman. Apalagi, kau membelinya dengan sistem take away alias dibungkus, serta delivery.
Ternyata, kebiasaan ini dapat merusak lingkungan. Karena jumlah sedotan, sumpit, serta cup plastik jadi produksi sampah yang mengerikan. Apalagi, plastik enggak dapat diuraikan oleh lingkungan, dan membutuhkan waktu ribuan tahun.
Yang lebih buruknya lagi ialah penggunaan sumpit kayu yang dapat menghilangkan hutan. Biasanya, kau pribadi membuang sumpit kayu sehabis makan. Hal tersebut dapat memangkas sekitar 20 juta pohon per tahun. Jadi, bukan cuma merusak biota bahari saja akhir banyaknya sampah yang mengalir ke laut, ternyata paru-paru dunia juga ikut terdeforestasi alasannya ialah kebiasaan delivery makanan.
3. Mengonsumsi kedelai dan kelapa sawit
Keberadaan kelapa sawit menyingkirkan habitat tanaman dan fauna via oknusantara.com |
Kacang kedelai mempunyai nilai gizi yang tinggi dan sangat bagus buat tubuh. Karena itu, kacang kedelai merupakan alternatif kuliner sehat dan non hewani terbaik yang ada. Berbagai olahan dari kacang kedelai menyerupai tahu, tempe, dan kecap, laku manis diserbu orang-orang. Namun alasannya ialah hal ini, penebangan hutan menjadi sangat masif di tempat tropis, alasannya ialah untuk ditanami pohon kedelai. Sehingga, mengakibatkan luas hutan menjadi berkurang.
Hal yang sama juga terjadi pada kelapa sawit. Karena usul pasar yang tinggi akan kelapa sawit, menyerupai untuk memproduksi mie instan, biskuit, minyak goreng, dan bahkan produk kecantikan, Indonesia mempunyai lebih dari separuh perkebunan sawit di dunia. Bahkan, total areanya sebesar pulau Jawa ditambah Sulawesi. Penebangan hutan secara besar-besaran untuk ditanami kelapa sawit, menciptakan tanaman dan fauna yang biasa hidup di hutan-hutan menjadi kehilangan habitatnya.
4. Membuang obat sembarangan
Membuang obat sembarangan dapat bikin rusak lingkungan via ummuhani.com |
Perlu kau ketahui kalau membuang obat ternyata ada aturannya. Karena, obat yang dibuang secara sembarangan ke lingkungan, akan mengganggu ekosistem lingkungan tersebut. Apalagi, obat mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.
Contohnya menyerupai pil KB. Kalau hingga obat ini ke laut, dapat mempengaruhi ekosistem ikan. Karena, pil KB juga bekerja ke hormon ikan. Terlebih lagi, rantai kuliner akan terganggu dan ekosistem sekitarnya juga akan ikut terganggu.
Selain itu, kalau obat anti-depresan yang dibuang ke got atau sungai, akan larut dan mempengaruhi air tersebut. Ketika ada burung lewat dan meminum air got atau air sungai yang dilaruti obat anti-depresan, akan besar lengan berkuasa pada sikap burung. Contohnya menyerupai enggak mau makan dan berkembang biak, serta enggak kuat lagi hidup di animo dingin.
Karena itu, cara terbaik biar obat yang dibuang itu enggak mempengaruhi ekosistem dan lingkungan, ialah dengan membungkus obat tersebut dengan tanah atau ampas kopi. Hal itu buat mengurangi imbas obatnya.
Kalau obat tersebut belum kadaluarsa, lebih baik jangan dibuang. Kamu justru harus menyimpannya rapat-rapat di tempat hambar dan terhindar dari sinar matahari. Hal tersebut bertujuan semoga dapat dikonsumsi lagi kalau dibutuhkan.
5. Enggak menghabiskan makanan
Buang-buang kuliner bikin rusak lingkungan via trubus.id |
Kebiasaan enggak menghabiskan kuliner ternyata menjadi salah satu duduk perkara besar dunia. Karena berdasarkan studi, ada sekitar 1,3 milyar ton sampah kuliner secara global tiap tahunnya, dan hal ini jadi ancaman besar bagi lingkungan.
Pasalnya, limpahan sampah kuliner ini menghasilkan gas rumah beling secara masif yang mengakibatkan pemanasan global. Terlebih lagi, makin banyak permukaan tanah hijau yang dikorbankan buat dijadikan lahan pertanian, yang justru semakin memperparah adanya pembuangan sampah makanan. Sehingga, bukan cuma insan saja, tanaman dan binatang pun ikut jadi korban. Sumber https://www.arimpi.com/