Manfaat Olahraga Lari : Lawan Penuaan Dini Sampai Kanker
Olahraga lari yang sedang digandrungi banyak orang ternyata mempunyai berjuta manfaat. Dokter olahraga dan pelatih kebugaran, Jordan Metzl, menyampaikan lari yakni olahraga yang paling efektif bagi banyak orang, lantaran bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Riset juga membuktikan, lari lebih efektif untuk menurunkan berat tubuh daripada sekadar jalan kaki. "Ada banyak manfaat lari untuk kehidupan kita. Jika kita rutin melakukannya, maka kita bisa menangkal aneka macam risiko penyakit di lalu hari," ucap Mark Cucuzzella, profesor di West Virginia University School of Medicine. Riset lain pun mengklaim, atlet lari rata-rata mempunyai impian hidup tiga sampai enam tahun lebih lama. Dilansir dari Men's Health, berikut enam manfaat olahraga lari.
1. Meningkatkan kemampuan otak
Dalam sebuah riset kecil yang diikuti orang remaja muda, mereka yang melaksanakan lari interval selama tujuh ahad mempunyai kebugaran dan fleksibilitas kognitif yang tinggi. Riset juga mengungkap. olahraga treadmill selama 15 menit, meski dilakukan dengan kecepatan rendah, membantu meningkatkan kemampuan insan dalam mengingat kata-kata dalam tes kognitif.
" Lari juga terbukti sebagai salah satu metode untuk mencegah alzheimer," ucap Dr. Metzl.
Berdasarkan temuan riset 2014, orang yang melaksanakan olahraga lari 25 kilometer per ahad bisa mengurangi ridiko janjkematian dini sampai 40 persen selama periode 11 tahun.
"Lari bisa meningkatkan level BDNF atau faktor neurotropik dari otak yang merangsang neuron baru," ucap Dr. Cucuzzella.
Lari juga bisa memperkuat koneksi saraf yang terkait dengan fungsi otak tingkat tinggi. Baca juga: Kenali Gejala Nyeri Pinggang yang Disebabkan Saraf Terjepit
2. Memperkuat sistem kardiovaskular
Kita memang kerap menemui kasus janjkematian pada turnamen lari jarak jauh. Tetapi secara keseluruhan, pelari reguler mempunyai risiko janjkematian akhir penyakit jantung 30 persen lebih rendah selama periode 15 tahun. Ini terbukti dari sebuah riset yang dilakukan dengan meneliti 55.000 orang.
Semakin sering kita melaksanakan olahraga lari dalam intensitas sedang sampai kuat, semakin rendah level biomarker yang terkait dengan penyakit jantung, termasuk senyawa inflamasi proterin C-reaktid dan interleukin-6. Dibutuhkan kemampuan jantung yang berpengaruh untuk memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh.
Manusia juga mempunyai 96.500 kilometer pembuluh darah yang harus berfungsi dengan baik semoga bisa mendistribusikan nutrisi dan oksigen ke otot dan organ tubuh kita. Namun, semua itu bisa kita maksimalkan dengan mempraktikan olahraga lari.
Pembuluh darah atlet lari yang berusia lanjut umumnya sama dengan orang-orang yang berusia setengah lebih muda darinya. Lari juga membantu meningkatkan fungsi endotel alias kemampuan jaringan yang melapisi pembuluh darah untuk berkontraksi dan rileks dengan baik.
"Ini terjadi lantaran lari mendorong tubuh untuk memproduksi lebih banyak nitric oxide yang merupakan vasilidator kuat," ucap Dr. Cucuzzella.
3. Mengurangi risiko diabetes
Semakin sering kita berlari, semakin banyak mitokondria penghasil energi yang tumbuh dalam sel kita. Tentu saja ini juga memperkuat fungsi mitokondria. Mitokondria memainkan tugas penting dalam membantu tubuh mengubah glukosa menjadi energi, yang sebagian besar dilakukan dengan mengatur sekresi hormon insulin.
"Jadi, semakin banyak mitokondria, semakin baik tubuh mengatur gula darah dan menangkal diabetes tipe 2," kata Dr. Cucuzzella.
Riset yang dilakukan selama enam tahun oleh ilmuwan dari Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley menemukan, pelari bisa menurunkan risiko diabetes sebesar 12 persen dibandingkan dengan mereka yang tak melaksanakan olahraga lari.
Bagi penderita diabetes, berlari sanggup meningkatkan kontrol glukosa darah dan menciptakan kita lebih sehat. Riset yang telah dilakukan selama satu dekade membuktikan, mereka yang melaksanakan olahraga lari, kecil kemungkinannya untuk mengalami risiko janjkematian akhir penyakit jantung, ginjal, sepsis dan pneumonia.
4. Memperkuat persendian
Banyak orang menerka melaksanakan olahraga lari sangat ebrbahaya untuk sendi di kepingan lutut. Namun berdasarkan Dr. Metzl, gagasan tersebut sepenuhnya salah. Faktanya, riset pertanda pelari mempunyai peluang lebih kecil terkena osteoartritis.
Menurut Dr. Metzl, gerakan dikala berlari sanggup memperkuat lutut dan pinggul. Lari juga memperkecil tekanan pada sendi. Riset juga menunjukan, lari sanggup menurunkan materi kimia penyebab inflamasi yang mengakibatkan penyakit sendi degeneratif.
5. Memperkecil risiko kanker
Dr. Metzl mengatakan, olahraga teratur sanggup mengurangi risiko sekitar 13 jenis kanker. Secara khusus, olahraga lari terbukti ampuh mengurangi risiko diagnosis gres dan meningkatkan prognosos penderita kanker.
Riset yang diterbitkan dalam Medicine & Science in Sports & Exercise membuktikan, mereka yang melaksanakan olahraga lari mempunyai risiko 61 persen lebih rendah untuk terkena kanker, ginjal. Bahkan, risiko terkena semua penyakit tersebut bisa diminimalisir lebih besar dengan melaksanakan olahraga lari lebih sering.
Riset dalam Journal of Cancer turut membuktikan, lari secara teratur membuay perempuan dengan kanker payudara mempunyai risiko lebih rendah meninggal akhir penyakit tersebut. Lari juga bisa mengurangi risiko janjkematian akhir kanker otak.
Sayangnya, para ilmuwan masih berusaha menemukan hubungan yang sempurna antara lari dan risiko tersebut. Namun, mereka menyakini bahwa mengurangi kadar hormon esterogen dan insulin pasa pelari reguler memberi dampak besar dalam hal ini.
Teori lain yang didukung oleh penelitian pada binatang menyatakan, epinefrin yang dilepaskan sambil berlari merangsang produksi sel kekebalan pembunuh alami.
6. Memperlambat proses penuaan
Tak sekadar meningkatkan impian hidup, lari menciptakan kita bisa memperkuat kondisi kesehatan. Dalam istilah medis, ini disebut dengan kompresi morbiditas. Dalam riset yang dilakukan selama 21 tahun, pelari mempunyai skor lebih tinggi dalam tes yang terkait dengan fungsi keteraturan harian daripada mereka yang nonpelari.
Berlari juga bisa menghambat proses penuaan. Riset 2018 yang diterbitkan dalam European heart Journal membuktikan, latihan ketahanan - termasuk berlari - meningkatkan produksi enzim yang tisebut telomerase. Berlari juga bisa meningkatkan panjang telomer, sekuens DNA yang menutup kromosom dan melindungi sel dari penurunan lantaran faktor usia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lawan Penuaan sampai Kanker, Ini 6 Manfaat Olahraga Lari".Penulis : Ariska Puspita AnggrainiEditor : Wisnubrata
Sumber https://sumber-sehat-jaya.blogspot.com/
1. Meningkatkan kemampuan otak
Dalam sebuah riset kecil yang diikuti orang remaja muda, mereka yang melaksanakan lari interval selama tujuh ahad mempunyai kebugaran dan fleksibilitas kognitif yang tinggi. Riset juga mengungkap. olahraga treadmill selama 15 menit, meski dilakukan dengan kecepatan rendah, membantu meningkatkan kemampuan insan dalam mengingat kata-kata dalam tes kognitif.
" Lari juga terbukti sebagai salah satu metode untuk mencegah alzheimer," ucap Dr. Metzl.
Berdasarkan temuan riset 2014, orang yang melaksanakan olahraga lari 25 kilometer per ahad bisa mengurangi ridiko janjkematian dini sampai 40 persen selama periode 11 tahun.
"Lari bisa meningkatkan level BDNF atau faktor neurotropik dari otak yang merangsang neuron baru," ucap Dr. Cucuzzella.
Lari juga bisa memperkuat koneksi saraf yang terkait dengan fungsi otak tingkat tinggi. Baca juga: Kenali Gejala Nyeri Pinggang yang Disebabkan Saraf Terjepit
2. Memperkuat sistem kardiovaskular
Kita memang kerap menemui kasus janjkematian pada turnamen lari jarak jauh. Tetapi secara keseluruhan, pelari reguler mempunyai risiko janjkematian akhir penyakit jantung 30 persen lebih rendah selama periode 15 tahun. Ini terbukti dari sebuah riset yang dilakukan dengan meneliti 55.000 orang.
Semakin sering kita melaksanakan olahraga lari dalam intensitas sedang sampai kuat, semakin rendah level biomarker yang terkait dengan penyakit jantung, termasuk senyawa inflamasi proterin C-reaktid dan interleukin-6. Dibutuhkan kemampuan jantung yang berpengaruh untuk memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh.
Manusia juga mempunyai 96.500 kilometer pembuluh darah yang harus berfungsi dengan baik semoga bisa mendistribusikan nutrisi dan oksigen ke otot dan organ tubuh kita. Namun, semua itu bisa kita maksimalkan dengan mempraktikan olahraga lari.
Pembuluh darah atlet lari yang berusia lanjut umumnya sama dengan orang-orang yang berusia setengah lebih muda darinya. Lari juga membantu meningkatkan fungsi endotel alias kemampuan jaringan yang melapisi pembuluh darah untuk berkontraksi dan rileks dengan baik.
"Ini terjadi lantaran lari mendorong tubuh untuk memproduksi lebih banyak nitric oxide yang merupakan vasilidator kuat," ucap Dr. Cucuzzella.
3. Mengurangi risiko diabetes
Semakin sering kita berlari, semakin banyak mitokondria penghasil energi yang tumbuh dalam sel kita. Tentu saja ini juga memperkuat fungsi mitokondria. Mitokondria memainkan tugas penting dalam membantu tubuh mengubah glukosa menjadi energi, yang sebagian besar dilakukan dengan mengatur sekresi hormon insulin.
"Jadi, semakin banyak mitokondria, semakin baik tubuh mengatur gula darah dan menangkal diabetes tipe 2," kata Dr. Cucuzzella.
Riset yang dilakukan selama enam tahun oleh ilmuwan dari Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley menemukan, pelari bisa menurunkan risiko diabetes sebesar 12 persen dibandingkan dengan mereka yang tak melaksanakan olahraga lari.
Bagi penderita diabetes, berlari sanggup meningkatkan kontrol glukosa darah dan menciptakan kita lebih sehat. Riset yang telah dilakukan selama satu dekade membuktikan, mereka yang melaksanakan olahraga lari, kecil kemungkinannya untuk mengalami risiko janjkematian akhir penyakit jantung, ginjal, sepsis dan pneumonia.
4. Memperkuat persendian
Banyak orang menerka melaksanakan olahraga lari sangat ebrbahaya untuk sendi di kepingan lutut. Namun berdasarkan Dr. Metzl, gagasan tersebut sepenuhnya salah. Faktanya, riset pertanda pelari mempunyai peluang lebih kecil terkena osteoartritis.
Menurut Dr. Metzl, gerakan dikala berlari sanggup memperkuat lutut dan pinggul. Lari juga memperkecil tekanan pada sendi. Riset juga menunjukan, lari sanggup menurunkan materi kimia penyebab inflamasi yang mengakibatkan penyakit sendi degeneratif.
5. Memperkecil risiko kanker
Dr. Metzl mengatakan, olahraga teratur sanggup mengurangi risiko sekitar 13 jenis kanker. Secara khusus, olahraga lari terbukti ampuh mengurangi risiko diagnosis gres dan meningkatkan prognosos penderita kanker.
Riset yang diterbitkan dalam Medicine & Science in Sports & Exercise membuktikan, mereka yang melaksanakan olahraga lari mempunyai risiko 61 persen lebih rendah untuk terkena kanker, ginjal. Bahkan, risiko terkena semua penyakit tersebut bisa diminimalisir lebih besar dengan melaksanakan olahraga lari lebih sering.
Riset dalam Journal of Cancer turut membuktikan, lari secara teratur membuay perempuan dengan kanker payudara mempunyai risiko lebih rendah meninggal akhir penyakit tersebut. Lari juga bisa mengurangi risiko janjkematian akhir kanker otak.
Sayangnya, para ilmuwan masih berusaha menemukan hubungan yang sempurna antara lari dan risiko tersebut. Namun, mereka menyakini bahwa mengurangi kadar hormon esterogen dan insulin pasa pelari reguler memberi dampak besar dalam hal ini.
Teori lain yang didukung oleh penelitian pada binatang menyatakan, epinefrin yang dilepaskan sambil berlari merangsang produksi sel kekebalan pembunuh alami.
6. Memperlambat proses penuaan
Tak sekadar meningkatkan impian hidup, lari menciptakan kita bisa memperkuat kondisi kesehatan. Dalam istilah medis, ini disebut dengan kompresi morbiditas. Dalam riset yang dilakukan selama 21 tahun, pelari mempunyai skor lebih tinggi dalam tes yang terkait dengan fungsi keteraturan harian daripada mereka yang nonpelari.
Berlari juga bisa menghambat proses penuaan. Riset 2018 yang diterbitkan dalam European heart Journal membuktikan, latihan ketahanan - termasuk berlari - meningkatkan produksi enzim yang tisebut telomerase. Berlari juga bisa meningkatkan panjang telomer, sekuens DNA yang menutup kromosom dan melindungi sel dari penurunan lantaran faktor usia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lawan Penuaan sampai Kanker, Ini 6 Manfaat Olahraga Lari".Penulis : Ariska Puspita AnggrainiEditor : Wisnubrata