Skip to main content

Teknologi Budidaya Ikan Patin Pasupati (Patin Daging Putih)

Teknologi Budidaya Ikan Patin Pasupati (Patin Daging Putih)

Budidaya Ikan Patin - Pengembangan budidaya ikan patin jambal untuk memenuhi kebutuhan ekspor mengahadapi beberapa hambatan termasuk dalam penyediaan benihnya dalam jumlah besar dan secara berkelanjutan sebab fekunditas daya tetas telur ikan patin yang rendah.

 Pengembangan budidaya ikan patin jambal untuk memenuhi kebutuhan ekspor mengahadapi beber Teknologi Budidaya Ikan Patin Pasupati (Patin Daging Putih)

sebuah terobosan teknologi telah dilakukan telah menghasilkan ikan patin bibit unggul yang diberi nama patin "pasupati" (Patin Super Harapan Pertiwi). Patin Pasupati merupakan persilangan antara patin siam betina dan patin jambal jantan hasil perbaikan mutu genetik melalui aktivitas seleksi (selective breeding).

5 Keunggulan Patin Pasupati :

  1. warna daging putih
  2. tekstur daging lembut dan halus
  3. pertumbuhan relatif cepat
  4. benih sanggup diproduksi secara massal sepanjang tahun
  5. cita rasa setara dengan patin jambal atau patin sungai.


 Pengembangan budidaya ikan patin jambal untuk memenuhi kebutuhan ekspor mengahadapi beber Teknologi Budidaya Ikan Patin Pasupati (Patin Daging Putih)

Cara Memelihara Larva Ikan Patin Pasupati (Pendederan I)

pemeliharaan larva ikan patin pasupati sanggup dilakukan di dalam akuarium. baik itu fiberglass atau drum plastik dan kolam terpal dengan pelengkap aerasi penebaran larva 50-60 ekor/L. masa pemeliharaan selama 20 - 25 hari sanggup mencapai ukuran panen 1 inci. kadar oksigen terlarut optimal 5-7 mg/l. suhu optimal 28 - 30⁰C.

larva patin pasupati mulai makan pada jam ke-36 sehabis menetas. pakan yang diberikan berupa nauplii Artemia dengan interval waktu 2 jam sekali pada hari pertama dan 3 jam sekali pada hari kedua hingga hari ke lima.

pada hari ke enam hingga hari ke-12 diberi makan Moina, Daphnia, Tubifex, atau Chironomus. mulai hari ke-13, larva ikan patin diberi pakan buatan dengan kadar protein 36 - 40 % dalam bentuk crumble atau remah yang sesuai dengan bukaan lisan ikan.

pergantian air mulai dilakukan pada hari ke-4. untuk menghindari kanibalisme dilakukan penyortiran (gradding) mulai hari ke-15. sehabis ikan berukuran 1 inci maka benih siap dipanen. dan sebelum dipanen dilakukan penggantian air dan pemberokan.

Pemeliharaan Larva (Pendederan II) Outdoor

pendederan benih ikan patin sanggup dilakukan di kolam tembok, kolam terpal maupun di kolam tanah dengan pergantian air yang cukup. pada pemeliharaan di kolam tanah diharapkan perlakuan kolam sebagai berikut :
  • kolam harus dilakukan pengeringan dan penjemuran kurang lebih selama dua hari.
  • dilakukan pengapuran dengan takaran 50 -100 g/m²
  • dilakukan pemupukan organik (kotoran ayam) 250 g/m² atau memakai pupuk kompos 50 - 100 g/m²
  • anorganik : urea 6 g/m² ; TSP 3 g/m²
  • probiotik

penebaran benih ikan patin dilakukan hari ke-7 sehabis pemupukan dengan kelimpahan plangton cukup tinggi.

Padat Penebaran Yang Digunakan :

Target Panen : -3 inchi
Padat Tebar/m² : 400 ekor
Lama Pemeliharaan : 25-30 hari

Target Panen : - 4 inchi
Padat Tebar/m² : 200 ekor
Lama Pemeliharaan : 30 - 40 hari

Target Panen : -5 inchi
Padat Tebar/m² : 100 ekor
Lama Pemeliharaan : 40-50 hari

Cara Pemberian Pakan Benih Ikan Patin

tunjangan pakan untuk benih ikan patin pasupati yakni 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore dengan rincian sebagai berikut :

Umur Pemeliharaan (hari) : 1 hingga dengan 10
Kandungan Protein Pakan (CP) : - 40%
Jumlah Pakan/Biomas/Hari : 15%

Umur Pemeliharaan (hari) : 11 hingga dengan 20
Kandungan Protein Pakan (CP) : - 36 %
Jumlah Pakan/Biomas/Hari : 12,5%

Umur Pemeliharaan (hari) : 21 hingga dengan panen
Kandungan Protein Pakan (CP) : - 32%
Jumlah Pakan/Biomas/Hari : 10%

Pembesaran Ikan Patin Pasupati

pembesaran ikan patin pasupati sanggup dilakukan di waduk (KJA), di sungai (keramba), di kolam tanah atau tambak salinitas rendak (⪯ 10 ppt) dengan debit air yang cukup. padat tebar untuk KJA dan keramba 50-75 ekor/m². ukuran tebar minimal 3 inci.

pakan berupa pelet dengan kadar protein kurang lebih 28% dengan frekuensi tunjangan 3 kali dalam sehari sebanyak 5% pada bulan pertama, 4% pada bulan kedua dan 3% pada pemeliharaan selanjutnya hingga dengan panen.

pemeliharaan dilakukan selama 6-7 bulan dengan sasaran panen ≥ 700 gram/ekor dengan nilai konversi pakan 1,2-1,4.

Source : Balai Penelitian Pemuliaan Ikan

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar